Senin, 28 Oktober 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya Melalui Penggunaan Pendekatan Komunikatif



A.     Judul
Peningkatan Kemampuan Menulis Surat pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya Melalui Penggunaan Pendekatan Komunikatif
B.     Penulis
Nama                         : Tika Kartika, S.Pd.SD.
Tempat Tugas           : SD Negeri 2 Sukajaya, Kec. Cimerak, Kab. Ciamis
No. Tlp                       : 085223493710
C.     Abstrak
            Pengelolaan proses pembelajaran menulis surat  pada siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, kurang dilakukan secara profesional oleh guru. Akibatnya, sebagian besar siswa kurang berhasil mencapai tujuan. Salah satu faktor penyebabnya, adalah penggunaan teknik yang kurang tepat. Untuk mengatasinya digunakan pendekatan komunikatif. Pokok masalah dalam penelitian ini dirumuskan melalui dua pertanyaan berikut: (1) bagaimana langkah-langkah menggunakan pendekatan komunikatif untuk meningkatkan kemampuan menulis surat  pada siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya; dan (2) apakah penggunaan pendekatan komunikatifdapat meningkatkan kemampuan siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya? Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian tindakan kelas. Setelah melakukan serangkaian kegiatan penelitian, akhirnya diperoleh hasil yang menunjukkan ada peningkatan kemampuan menulis surat pada siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya setelah digunakan pendekatan komunikatif.

D.       Kata Kunci: Peningkatan, Kemampuan Menulis Surat, Pendekatan Komunikatif
E.     Pendahuluan
a.    Latar Belakang Masalah
Di sekolah, keberhasilan siswa dalam menguasai suatu kompetensi, sangat bergantung pada upaya guru. Upaya dimaksud biasa disebut berbagai cara untuk membelajarkan siswa. Guru yang kurang memilikinya, tidak akan berhasil membelajarkan siswa yang berbeda karakter, seperti karakter siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya. Di sinilah kemampuan guru perlu terus ditingkatkan.
Text Box: 1Pada semester I tahun pelajaran 2009/2010, siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya telah melewati proses pembelajaran mata pelajaran tertentu termasuk di dalamnya mata pelajaran bahasa Indonesia. Setelah proses pembelajaran mata pelajaran ini berlangsung dalam beberapa kompetensi dasar, penulis bersama rekan sejawat mencoba melakukan suatu refleksi. Hasilnya tidak terduga kalau dalam setiap memenuhi tuntutan kompetensi dasar, selalu ada siswa yang kurang berhasil, seperti pada kompetensi dasar menulis surat. Berdasarkan hasil refleksi tersebut rata-rata siswa kurang mampu menulis surat. Belum lagi dalam memenuhi tuntutan kompetensi lainnya.
Untuk mengetahui faktor penyebabnya, cara yang ditempuh adalah merefleksi proses pembelajaran menulis surat  yang telah lalu. Mulai dari menelaah setiap komponen perencanaan hingga pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung, akhirnya diperoleh suatu gambaran yang kurang baik. Selain karena kurang didukung oleh perencanaan yang matang, saat pelaksanaan pembelajaran pun tidak terjadi proses transformasi yang diinginkan dari guru ke siswa. Pusat perhatian guru saat itu lebih tertuju pada penyajian materi ajar yang harus selesai disampaikan selama 70 menit. Oleh karena itu, kesempatan untuk belajar bagi siswa, sangat kurang. Bisa jadi, karena kesalahan serupa ini akhirnya sebagain besar siswa kurang berhasil menguasai kompetensi lainnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Guna menindaklanjuti persoalan di atas, penulis dan rekan sejawat bersepakat untuk melakukan perbaikan pengelolaan pembelajaran menulis surat  pada siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya. Upaya yang ditempuh dalam rangka itu, yakni mengadakan penelitian tindakan kelas. Adapun tindakan nyata yang dijadikan sebagai solusinya, akan dikupas lebih mendalam pada bagian cara pemecahan masalah.
b.    Identifikasi Masalah
1.    Dalam memenuhi tuntutan pembelajaran menulis surat, sebagian besar siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya dinilai kurang mampu.
2.    Pembelajaran menulis surat  di Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, tidak ditunjang dengan perencanaan yang matang oleh guru.
3.    Pada saat pelaksanaan pembelajaran menulis surat di Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, siswa kurang diberi kesempatan oleh guru untuk belajar memenuhi setiap tuntutan.
4.    Text Box: 1Guru yang harusnya terfokus pada proses belajar siswa bukan pada penyajian materi ajar, telah memberi dampak kurang baik terhadap tumbuhkembangnya kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran menulis surat.
c.    Cara Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dilakukan dengan cara menggunakan pendekatan komunikatif.  Efektivitas pendekatan ini dalam mengatasi masalah tersebut diuji dalam tiga siklus perbaikan pengelolaan pembelajaran menulis surat. Besar harapan pada siklus ketiga, baik guru maupun siswa mampu berlaku semestinya.
d.    Rumusan Masalah
Pokok masalah penelitian ini dirumuskan dalam dua pertanyaan berikut.
1.    Bagaimanakah langkah-langkah menggunakan pendekatan komunikatif agar dapat meningkatkan kemampuan siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat ?
2.    Apakah penggunaan pendekatan komunikatifdapat meningkatkan kemampuan siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat ?
e.    Kajian Pustaka
1.    Menulis Surat Pribadi
Surat pribadi, yaitu pemberian dari seseorang kepada orang lain yang tidak terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dalam penulisan surat formal karena surat pribadi sifatnya nonformal.surat pribadi bersifat tidak resmi dan berisi masalah-masalah pribadi.Meskipun bersifat tidak resmi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat surat pribadi, antara lain etika dan sopan-santun berkirim surat. Bahasa yang digunakan dalam surat pribadi tergantung dari orang yang menerima surat. Misalnya, menulis surat kepada guru berbeda bahasanya dengan menulis surat kepada sahabat. Apabila menulis surat kepada guru, sebaiknya menggunakan bahasa baku atau formal. Lain halnya jika kamu menulis surat kepada sahabat, tidak harus menggunakan bahasa baku tetapi dapat memakai bahasa santai atau bahasa yang biasa dipakai dalam pergaulan sehari-hari. Seperti surat-surat yang lain, surat pribadi juga mempunyai format atau pola tertentu.
2.    Ciri-ciri Surat Pribadi
Surat pribadi memiliki ciri spesifik yang membedakannya dengan jenis surat lain. Adapun ciri-ciri tersebut, sebagai berikut.
1)    Gaya bahasa yang digunakan sangat personal. Bebas, tidak resmi serta boleh menggunakan bahasa sehari-hari.
2)    Tidak ada sistematika penyusunan surat yang baku..
3)    Pesan, amanat dan isi surat sangat beragam. Bisa saja lebih dari satu, tergantung mood atau keperluan si pembuat surat.
4)    Tidak memerlukan kop surat dan aturan penulisan surat resmi lainnya.
3.    Pola Surat Pribadi
Pola atau format penulisan surat pribadi, salah satunya dapat diuraikan sebagai berikut.
1)    Kota dan tanggal surat.
2)    Nama dan alamat penerimaan surat (sering kali tidak ditulis karena biasanya sudah dicantumkan pada amplop surat).
3)    Salam pembuka.
4)    Paragrafpembuka.
5)    Isi surat.
6)    Paragraf penutup.
7)    Salam penutup.
8)    Nama dan tanda tangan pengirim surat.

Contoh surat pribadi yang sipatnya mengundang

contoh surat pribadi untuk sahabat

b.    Pendekatan Komunikatif 
Menurut Maley (1986), pembelajaran bahasa yang mempergunakan pendekatan komunikatif mempunyai ciri pokok sebagai berikut.
1)      Lebih mengonsentrasikan diri pada penggunaan dan kelayakan bahasa daripada bentuk bahasa.
2)      Lebih cenderung menfokuskan diri pada kefasihan bahasa daripada akurasi bahasa.
3)      Lebih mengutamakan perhatian pada tugas komunikasi daripada bentuk latihan.
4)      Lebih mengutamakan inisiatif pelajar dan interaksi mereka daripada peran guru.

Dari kedua pendapat ahli di atas, penulis memperoleh suatu gambaran mengenai ciri-ciri pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa, termasuk dalam menulis. Ciri-ciri tersebut, ringkasnya sebagai berikut.
1)      Adanya kegiatan komunikasi fungsional dan interaksi sosial yang saling berkaitan erat.
2)      Pembelajaran berorientasi pada pemerolehan kompetensi komunikatif, bukan ketepatan gramatikal.
3)      Pembelajaran diarahkan pada modifikasi dan peningkatan murid dalam menemukan kaidah bahasa lewat kegiatan berbahasa.
4)      Materi pembelajaran berangkat dari analisis kebutuhan berbahasa pembelajar.
5)      Pentingnya faktor afektif dalam belajar bahasa.
Pembelajaran bahasa yang komunikatif nampak lebih humanistik, yaitu sentralitas kegiatan kelas lebih banyak terletak pada siswa daripada supremasi guru (learner-centered rather than teacher centered). Guru dalam proses ini berfungsi sebagai fasilitator, siswa diberi kebebasan, otonomi, tanggungjawab dan kreativitas yang lebih besar dalam proses belajar. Sebagai fasilitator guru harus bisa mengkoordinasikan kegiatan siswa dan menjamin kegitan-kegiatan kelas berjalan dengan baik. Dalam pembelajaran membaca dan menulis, guru bisa juga berperan sebagai pengajar biasa yaitu: menyajikan materi, memberi latihan dan melakukan evaluasi serta memberikan umpan balik. Dalam kegiatan-kegiatan komunikatif guru berperan sebagai individu yang diharapkan memberi nasihat, memantau kegiatan siswa, menentukan latihan dan memberikan bimbingan (Littlewood, 1981:128).

F.      Metodologi Penelitian
a.    Subjek, Waktu, dan Tempat Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis tahun pelajaran 2009/2010, yang berjumlah 20 orang. 
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada jam pelajaran efektif di kelas untuk mata pelajaran bahasa Indonsia di Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis pada semester II tahun pelajaran 2009/2010.  Pelaksanaan siklus I pada hari Senin, tanggal 10 Juni 2009. Siklus II dilaksanakan minggu kemudian, tepatnya pada tanggal 17 Juni 2009. Jeda waktu satu minggu dari pelaksanaan siklus II dilaksanakan siklus III (Senin, tanggal 24 Juni 2009).
Tempat penelitian ini berlangsung, yakni di ruang Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
b.    Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (action research classroom). Menurut Syamsuddin dan Damaianti (2009: 221) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan upaya mengujicobakan ide-ide ke dalam praktik pembelajaran untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial mereka, serta pemahaman mereka mengenai praktik ini dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik ini.
c.    Sumber Data
Sumber data penelitian ini, yaitu penulis yang bertugas mengajar di Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya dan siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran menulis surat berdasarkan ketentuan pendekatan komunikatifyang dilaksanakan dalam tiga siklus. Selain itu, terdapat sumber data lainnya, yakni rekan sejawat yang bertugas sebagai kolabolator.
d.    Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
       Ada beberapa teknik dan instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini, yakni sebagai berikut.
1.      Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru dan siswa dalam setiap siklus pembelajaran menulis surat  yang disajikan dengan menggunakan pendekatan komunikatif.  Instrumen yang digunakan untuk teknik ini, yaitu lembar observasi.
2.      Teknik tes digunakan untuk memperoleh data kemampuan siswa dalam menulis surat setelah digunakan pendekatan komunikatif. Instrumen yang digunakan untuk teknik ini, yaitu lembar tes.
3.      Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang hal-hal yang dirasakan guru dan siswa dalam setiap siklus pembelajaran menulis surat yang disajikan dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Instrumen yang digunakan untuk teknik ini, yaitu lembar wawancara.
4.      Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang dokumen-dokumen yang berhubungan dengan setiap siklus pembelajaran menulis surat yang disajikan dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Instrumen yang digunakan untuk teknik ini, yaitu dokumentasi RPP secara tertulis untuk setiap siklus, poto KBM setiap siklus, dan dokumentasi hasil tes setiap siklus KBM.
5.      Teknik diskusi digunakan dalam rangka merepleksi keberhasilan dan kegagalan setiap siklus pembelajaran menulis surat yang disajikan dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Instrumen yang digunakan untuk teknik ini, yaitu lembar diskusi yang berisi hal-hal yang harus didiskusikan pada tahap refleksi. 
e.    Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini didasarkan pada model Elliot (dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2009: 221), yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Implementasi desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.


 



















f.   Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan melalui beberapa teknik pengumpul data, dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1.   Kemampuan dianalisis dengan cara menganalisis nilai rata-rata ulangan tiap siklus. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2.   Aktivitas siswa dalam PBM dianalisis dengan cara menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3.   Implementasi pembelajaran menulis surat yang disajikan dengan menggunakan pendekatan komunikatifdianalisis dengan cara menganalisis tingkat keberhasilan, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
g.    Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini menempuh empat tahapan berikut: (1) menyusun rencana tindakan, (2) melaksanakan tindakan, (3) mengamati pelaksanaan tindakan, dan (4) merefleksi hasil pelaksanaan tindakan. Adapun deskripsi dari setiap tahapan tersebut pada masing-masing siklus, sebagai berikut.
G.   Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.    Langkah-langkah Penggunaan Pendekatan Komunikatifuntuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Surat  pada Siklus I
Pada siklus I, langkah-langkah penggunaan teknik klaborasi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat dengan pilihan kata yang tepat, menempuh empat tahapan kegiatan, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. 
Berdasarkan hasil pengamatan rekan sejawat terhadap aktivitas guru dan siswa pada KBM siklus I diperoleh beberapa catatan, yaknisebagai berikut.
1)    Pada tahap kegiatan awal pembelajaran, aktivitas guru belum tampak kaku. Guru tampak masih sanggup mengondisikan diri dan siswa, terutama pada saat apersepsi dan apresiasi tujuan pembelajaran serta langkah-langkah untuk mencapainya. Demikian pun dengan siswa, belum dihadapkan dengan suatu kesulitan.
2)    Pada tahap kegiatan inti pembelajaran, guru dan siswa mulai dinilai serba salah. Peran guru yang seharusnya membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses berkolaborasi menulis surat , kurang mampu dilakukan secara profesional. Itu sebabnya aktivitas belajar siswa dinilai masih sangat jauh dari yang diharapkan. 
3)    Berdasarkan hasil evaluasi, diketahui masih banyak siswa yang kurang mampu, baik dalam menulis surat  berdasarkan gagasan pokok maupun menulis surat.
Selain itu, rekan sejawat pun menilai setiap aktivitas guru dan siswa, seperti tertuang pada tabel berikut
Tabel 1
Nilai Aktivitas Guru dan Siswa dalam KBM Siklus I
No
Aktivitas guru dan siswa
Pengamat I
Pengamat II
A
B
C
D
A
B
C
D
1
Prapembentukan kompetensi









1)     kemampuan guru dalam mengondisikan kelas dan siswa







2)     keikutsertaan siswa dalam mengondisikan kelas dan diri sediri







3)     kemampuan guru dalam apersepsi







4)     keikutsertaan siswa dalam kegiatan apersepsi







5)     kemampan guru dalam mengawasi tes







6)     keikutsertaan siswa dalam tes awal







7)     kemampuan guru dalam menjelaskan langkah-langkah belajar siswa dan tujuan pembelajaran







8)     respon siswa terhadap penjelasan guru







9)     kemampuan guru dalam memotivasi siswa sebelum proses pembentukan kompetensi







10)  motivasi siswa untuk menempuh proses pembentukan kompetensi






2.
Proses pembentukan kompetensi









1)     kemampuan guru dalam menyajikan materi ajar dan memberikan contoh







2)     konsentrasi siswa terhadap materi ajar dan contoh yang diberikan guru







1)     Kemampuan guru dalam membimbing siswa







2)     Proses belajar siswa dalam menulis surat.







3)     Kemampuan guru dalam memberikan instruksi pada siswa agar menulis surat sesuai dengan ketentuan.







4)     Proses belajar siswa dalam menuangkan gagasan pokok.







3)     kemampuan guru dalam mengatasi kesulitan siswa dalam memenuhi intruksinya







4)     proses belajar siswa berdasarkan solusi yang diberikan guru







5)     kemampuan guru dalam mengintruksikan siswa agar menuliskan gagasan pokok







6)     proses belajar siswa dalam menuangkan gagasan pokok ke dalam surat







7)     kemampuan guru dalam menggiring siswa agar berkolaborasi untuk saling memberi dan menerima komentar







8)     proses belajar siswa dalam berkolaborasi berdasarkan petunjuk guru







9)     kemampuan guru dalam mengintruksikan salah seorang siswa untuk membacakan komentar







10)  kejelasan komentar yang dibacakan siswa







11)  kemampuan guru dalam mengintruksikan siswa agar menulis ulang surat yang sudah ditulis sesuai dengan komentar







12)  proses belajar siswa dalam memenuhi instruksi guru






3.
Pascaproses pembentukan kompetensi









1)       kemampuan guru dalam memberi bahan tindak lanjut







2)       respon siswa terhadap bahan tindak lanjut







3)       kemampuan guru dalam memberi simpulan







4)       respek siswa terhadap simpulan yang diberikan guru







5)       kemampuan guru dalam melaksanakan dan mengawasi tes akhir







6)       keikutsertaan siswa dalam tes akhir







7)       kemampuan guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran






Jumlah Nilai                1 + 2 + 3                 = 100  (observer I), 99 (observer II)
Rata-rata nilai             1 + 2 + 3                 = 3,03 (observer I), 3   (observer II)
                             Jumlah indikator
Keterangan:
A : mampu dengan nilai                                     3,1 - 4,0
B : cukup mampu dengan nilai               2,1 - 3,0
C : kurang mampu dengan nilai              1,1 - 2,0
D : tidak mampu dengan nilai                 0,1 - 1,0

Dampak dari meningkatnya aktivitas guru dan siswa dalam KBM siklus I, hasil belajar siswa pun turut meningkat. Peningkatan ini menunjukkan meningkatnya kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran. Adapun bukti hasil belajar masing-masing siswa tersebut, tertuang pada tabel berikut.
Tabel 2
Rekapitulasi Nilai Kemampuan Siswa Setelah KBM Siklus I
No
Subjek
Siklus I
A
B
Jml
01
Subjek 01
3
3
6
02
Subjek 02
2
2
4
03
Subjek 03
3
2
5
04
Subjek 04
2
2
4
05
Subjek 05
2
2
4
06
Subjek 06
2
2
4
07
Subjek 07
3
2
5
08
Subjek 08
2
2
4
09
Subjek 09
3
2
5
10
Subjek 10
3
2
5
11
Subjek 11
3
2
5
12
Subjek 12
3
2
5
13
Subjek 13
2
2
4
14
Subjek 14
3
2
5
15
Subjek 15
3
3
6
16
Subjek 16
3
3
6
17
Subjek 17
3
2
5
18
Subjek 18
3
2
5
19
Subjek 19
3
3
6
20
Subjek 20
3
3
6
Jumlah nilai
54
45
99
Rata-rata nilai
2,7
2,25
4,95
Keterangan:
A : Kemampuan menulis surat dengan bahasa yang baik dan benar.
B : Kemampuan menulis puisi dengan memperhatikan ejaan.

Refleksi hasil pelaksanaan tindakan siklus I, dilakukan secara berdiskusi antara guru pelaksana tindakan dengan rekan sejawat yang bertugas sebagai pengamat (observer). Adapun hasilnya, sebagai berikut.
1)    Langkah-langkah penggunaan pendekatan komunikatifuntuk meningkatkan kemampuan siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat  dengan pilihan kata yang tepat, belum berlangsung sesuai dengan ketentuan. Hal ini disebabkan oleh guru baru memahami, sedangkan implementasi baru saat ini. Akibatnya, bukan saja guru merasa kaku tetapi juga tugas pokok dan fungsinya sebagai pembimbing dan pengarah jalannya kolaborasi antarsiswa, kurang mampu dilakukan dengan baik.
2)    Pemahaman dan pengalaman siswa pun tidak jauh berbeda dengan guru. Itu sebabnya, aktivitas belajar siswa kurang berlaku seperti yang diharapkan.
3)    Masih terdapat sebagian besar siswa yang kurang mampu memenuhi tuntutan pembelajaran.
Untuk mengatasi masalah di atas, pada siklus II tim peneliti menyepakati upaya-upaya sebagai berikut.  
1)    Guru harus lebih memahami lagi langkah-langkah penggunaan pendekatan komunikatifdan implementasinya dalam pembelajaran menulis surat.
2)    Perencanaan harus dibuat lebih sederhana dan memudahkan implementasi tugas masing-masing, baik guru maupun siswa.
3)    Guru harus berusaha lebih menjelaskan langkah-langkah belajar siswa pada saat berkolaborasi memenuhi tuntutan pembelajaran.
4)    Selain guru harus berperan sebagai pembimbing dan pengarah proses belajar siswa, ia pun harus mampu memotivasi diri dan siswanya.  Hal ini sangat penting, agar satu sama lain dapat saling menyemangati.
b.      Langkah-langkah Penggunaan Pendekatan komunikatifuntuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Surat pada Siklus II
Pada siklus II pun, langkah-langkah penggunaan pendekatan komunikatifuntuk meningkatkan kemampuan siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat, menempuh empat tahapanyang sama seperti pada siklus I, yakni: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) mengamati, dan (4) merefleksi.
Berdasarkan hasil pengamatan rekan sejawat ini, diperoleh beberapa catatan terhadap aktivitas guru dan siswa, yakni sebagai berikut.
1)    Guru dan siswa mulai terbiasa berlaku seperti tuntutan dalam pembelajaran. Baik guru maupun siswa, tidak lagi merasa kaku.
2)    Proses kolaborasi antarsiswa dalam menulis surat , dapat berlangsung dengan baik. Dalam rangka itu, peran guru sudah dilakukan, baik sebagai pembimbing, pengarah, maupun motivator bagi siswa. Itu sebabnya proses belajar siswa menjadi terarah, dan penuh dengan semangat untuk mampu memenuhi setiap tujuan pembelajaran.
Selain mencatat beberapa hal di atas, rekan sejawat pun menilai aktivitas guru dan siswa, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 3
Nilai Aktivitas Guru dan Siswa dalam KBM Siklus II
No
Aktivitas guru dan siswa
Pengamat I
Pengamat II
A
B
C
D
A
B
C
D
1
Prapembentukan kompetensi









1)     kemampuan guru dalam mengondisikan kelas dan siswa







2)     keikutsertaan siswa dalam mengondisikan kelas dan diri sediri







3)    kemampuan guru dalam apersepsi







4)    keikutsertaan siswa dalam kegiatan apersepsi







5)    kemampan guru dalam mengawasi tes







6)    keikutsertaan siswa dalam tes awal







7)    kemampuan guru dalam menjelaskan langkah-langkah belajar siswa dan tujuan pembelajaran







8)    respon siswa terhadap penjelasan guru







9)    kemampuan guru dalam memotivasi siswa sebelum proses pembentukan kompetensi







10)  motivasi siswa untuk menempuh proses pembentukan kompetensi






2.
Proses pembentukan kompetensi









1)       kemampuan guru dalam mempersiapkan bahan penugasan







2)       kemampuan guru dalam memberikan bahan penugasan secara kelompok







3)       aktivitas siswa dalam kelompok ketika menerima bahan penugasan







4)       kemampuan guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam kelompok







5)       proses belajar siswa dalam kelompok







6)       kemampuan guru dalam memberi solusi atas kesulitan siswa







7)       kemampuan siswa dalam menerapkan solusi yang diberikan guru







8)       kemampuan guru dalam mengupayakan agar salah satu kelompok yang ditunjuk mau mempertanggungjawabkan







9)       kemampuan kelompok yang diminta pertanggung jawabkan hasil penugasan







10)    kemampuan kelompok yang tidak diminta pertanggungjawabkan dalam memberi tanggapan







11)    kemampuan guru dalam memberi komentar kepada kelompok yang diminta pertanggungjawabkan







12)    kemampuan guru dalam memberi komentar pada kelompok yang diminta pertanggungjawabkannya







13)    reaksi siswa dalam menyikapi tanggapan






3.
Pascaproses pembentukan kompetensi









1)     kemampuan guru dalam memberi bahan tindak lanjut







2)     respon siswa terhadap bahan tindak lanjut







3)     kemampuan guru dalam memberi simpulan







4)     respek siswa terhadap simpulan yang diberikan guru







5)     kemampuan guru melaksanakan dan mengawasi tes akhir







6)     keikutsertaan siswa dalam tes akhir







7)     kemampuan guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran






Jumlah Nilai                1 + 2 + 3           = 86  (observer I),  78 (observer II)
Rata-rata nilai             1 + 2 + 3       = 2,9 (observer I), 2,6 (observer II)
                             Jumlah indikator
Keterangan:
A : mampu dengan nilai                                  3,1 - 4,0
B : cukup mampu dengan nilai                        2,1 - 3,0
C : kurang mampu dengan nilai                       1,1 - 2,0
D : tidak mampu dengan nilai              0,1 - 1,0

Sebagai dampak dari meningkatnya aktivitas guru dan siswa dalam KBM, hasil belajar siswa pun meningkat, yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan dari siklus sebelumnya, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 5
Rekapitulasi Nilai Kemampuan Siswa Setelah KBM Siklus II
No
Subjek
Siklus II
A
B
Jml
01
Subjek 01
4
3
7
02
Subjek 02
3
3
6
03
Subjek 03
3
3
6
04
Subjek 04
3
3
6
05
Subjek 05
3
3
6
06
Subjek 06
3
3
6
07
Subjek 07
3
3
6
08
Subjek 08
3
3
6
09
Subjek 09
3
3
6
10
Subjek 10
3
3
6
11
Subjek 11
4
3
7
12
Subjek 12
3
3
6
13
Subjek 13
3
3
6
14
Subjek 14
3
3
6
15
Subjek 15
4
3
7
16
Subjek 16
4
3
7
17
Subjek 17
3
3
6
18
Subjek 18
4
3
7
19
Subjek 19
4
3
7
20
Subjek 20
4
3
7
Jumlah nilai
67
60
127
Rata-rata nilai
3,35
3
6,35
         Keterangan nilai untuk tiap indikator :
Nilai 1, berarti Tidak Mampu
Nilai 2, berarti Kurang Mampu
Nilai 3, berarti Cukup Mampu
Nilai 4, berarti Hampir Mampu
Nilai 5, berarti Mampu
A : Kemampuan menulis surat dengan bahasa yang baik dan benar.
B : Kemampuan menulis surat dengan ejaan yang tepat.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II, diperoleh gambaran keberhasilan siklus II, yakni sebagai berikut.
1)    Langkah-langkah penggunaan pendekatan komunikatifuntuk meningkatkan kemampuan siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat  dengan pilihan kata yang tepat, sudah cukup mampu dilakukan, baik oleh guru maupun siswa. Oleh karena itu, proses pembelajaran berlangsung cukup kondusif.
2)    Masih ada beberapa orang siswa yang kurang mampu memenuhi tuntutan pembelajaran.
Guna mempertahankan yang sudah baik dan meningkatkan yang kurang baik, pada siklus III direncanakan adanya upaya-upaya sebagai berikut.  
1)    Guru harus berusaha membantu pemahaman beberapa orang siswa yang kurang mampu memenuhi tuntutan pembelajaran, yakni dengan cara lebih membimbing dan mengarahkannya hingga mereka mampu.
2)    Untuk mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan siswa pada siklus II, tidak ada cara lain kecuali guru harus lebih profesional dalam mengelola proses pembelajaran menulis surat  pada siklus III.
c.    Langkah-langkah Penggunaan Pendekatan komunikatifuntuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Surat pada Siklus III
Seperti halnya pada siklus-siklus sebelumnya, pada siklus III pun, langkah-langkah penggunaan pendekatan komunikatifuntuk meningkatkan kemampuan siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat, menempuh tahapan yang sama, yakni: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) mengamati, dan (4) merefleksi.
Berdasarkan hasil pengamatan rekan sejawat ini, diperoleh beberapa catatan dan penilaian terhadap perilaku, baik guru maupun siswa, yakni sebagai berikut.
1)    Guru dan siswa sudah terbiasa dengan tuntutan dalam pembelajaran.
2)    Proses kolaborasi antarsiswa dalam menulis surat , dapat berlangsung lebih baik.
Selain mencatat beberapa hal di atas, rekan sejawat pun menilai aktivitas guru dan siswa, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 6
Nilai Aktivitas Guru dan Siswadalam KBM Siklus III
No
Aktivitas guru dan siswa
Pengamat I
Pengamat II
A
B
C
D
A
B
C
D
1
Prapembentukan kompetensi









1)     Kemampuan guru dalam mengondisikan kelas dan siswa







2)     Keikutsertaan siswa dalam mengondisikan kelas dan diri sediri







3)     Kemampuan guru dalam apersepsi







4)     Keikutsertaan siswa dalam kegiatan apersepsi







5)     Kemampan guru dalam mengawasi tes







6)     Keikutsertaan siswa dalam tes awal







7)     Kemampuan guru dalam menjelaskan langkah-langkah belajar siswa dan tujuan pembelajaran







8)     Respon siswa terhadap penjelasan guru







9)     Kemampuan guru dalam memotivasi siswa sebelum proses pembentukan kompetensi







10)  Motivasi siswa untuk menempuh proses pembentukan kompetensi






2.
Proses pembentukan kompetensi









5)     Kemampuan guru dalam menyajikan materi ajar dan memberikan contoh







6)     Konsentrasi siswa terhadap materi ajar dan contoh yang diberikan guru







7)     Kemampuan guru dalam membimbing siswa dalam menulis surat







8)     Proses belajar siswa dalam menulis surat.







9)     Kemampuan guru dalam memberikan instruksi pada siswa agar menulis surat sesuai dengan ketentuan.







10)  Proses belajar siswa dalam menuangkan gagasan pokok ke dalam surat.







11)  Kemampuan guru dalam mengatasi kesulitan siswa dalam memenuhi intruksinya







12)  Proses belajar siswa berdasarkan solusi yang diberikan guru







9)   Kemampuan guru dalam mengintruksikan siswa agar menuliskan gagasan pokok  ke dalam surat







10) Proses belajar siswa dalam menuangkan gagasan pokok menjadi surat







11) Kemampuan guru dalam menggiring siswa agar berkolaborasi untuk saling memberi dan menerima komentar







12)  Proses belajar siswa dalam berkolaborasi berdasarkan petunjuk guru







13) Kemampuan guru dalam mengintruksikan salah seorang siswa untuk membacakan komentar







14)    Kejelasan komentar yang dibacakan siswa







15) Kemampuan guru dalam mengintruksikan siswa agar menulis ulang suratyang sudah ditulis sesuai dengan komentar







16) Proses belajar siswa dalam memenuhi instruksi guru






3.
Pascaproses pembentukan kompetensi









1) Kemampuan guru dalam memberi  bahan tindak lanjut







 2) Respon siswa terhadap bahan tindak lanjut







 3) Kemampuan guru dalam memberi simpulan







 4) Respek siswa terhadap simpulan yang diberikan guru







 5) Kemampuan guru dalam melaksanakan dan mengawasi tes akhir







 6) Keikutsertaan siswa dalam tes akhir







 7) Kemampuan guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran






Jumlah Nilai                1 + 2 + 3                = 132  (observer I), 131  (observer II)
Rata-rata nilai             1 + 2 + 3                = 4      (observer I), 3,96 (observer II)
                             Jumlah indikator
Keterangan:
A : mampu dengan nilai                                  3,1 - 4,0
B : cukup mampu dengan nilai                        2,1 - 3,0
C : kurang mampu dengan nilai              1,1 - 2,0
D : tidak mampu dengan nilai              0,1 - 1,0

Berdasarkan hasil evaluasi, pada siklus III pun kemampuan siswa meningkat, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 7
Rekapitulasi Nilai Kemampuan Siswa Setelah KBM Siklus III
No
Subjek
Siklus III
A
B
Jml
01
Subjek 01
5
5
10
02
Subjek 02
5
4
9
03
Subjek 03
5
4
9
04
Subjek 04
5
4
9
05
Subjek 05
5
5
10
06
Subjek 06
5
5
10
07
Subjek 07
5
5
10
08
Subjek 08
5
5
10
09
Subjek 09
5
5
10
10
Subjek 10
5
5
10
11
Subjek 11
5
5
10
12
Subjek 12
5
5
10
13
Subjek 13
5
4
9
14
Subjek 14
5
5
10
15
Subjek 15
5
5
10
16
Subjek 16
5
5
10
17
Subjek 17
5
5
10
18
Subjek 18
5
5
10
19
Subjek 19
5
5
10
20
Subjek 20
5
5
10
Jumlah nilai
100
96
196
Rata-rata nilai
5
4,8
9,8
Keterangan nilai untuk tiap indikator :
Nilai 1, berarti Tidak Mampu
Nilai 2, berarti Kurang Mampu
Nilai 3, berarti Cukup Mampu
Nilai 4, berarti Hampir Mampu
Nilai 5, berarti Mampu
A : Kemampuan menulis surat dengan bahasa yang baik dan benar.
B : Kemampuan menulis surat dengan ejaan yang tepat.

Setelah melakukan refleksi terhadap hasil tindakan siklus III, diperoleh gambaran sebagai berikut.
1)    Langkah-langkah penggunaan pendekatan komunikatifuntuk meningkatkan kemampuan siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat  pada siklus III, sudah sesuai dengan tuntutan.
2)    Baik guru maupun siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, sudah mampu berlaku menjalankan perannya masing-masing dalam pembelajaran menulis surat yang disajikan dengan menggunakan pendekatan komunikatif.
3)    Tidak lagi ditemukan adanya siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya yang kurang mampu memenuhi tuntutan.
Dengan adanya beberapa catatan di atas, siklus perbaikan pembelajaran menulis surat yang disajikan dengan menggunakan pendekatan komunikatifdi Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, berkahir hingga siklus III.
d.    Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajayadalam Menulis Surat Setelah Digunakan Pendekatan Komunikatif
Adanya peningkatan kemampuan siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat  dengan pilihan kata yang tepat setelah digunakan teknik kolaborasi, baik pada siklus I, siklus II, maupun siklus III, dapat diketahui dari hasil evaluasi masing-masing siklus, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 8
Nilai Kemampuan SiswaKelas IV SD Negeri 2 Sukajayadalam Menulis Surat  Setelah Digunakan Pendekatan Komunikatif
No.
Subjek
Siklus I
Siklus II
Siklus III
A
B
Jml
A
B
Jml
A
B
Jml
01
Subjek 01
3
3
6
4
4
8
5
5
10
02
Subjek 02
2
2
4
4
4
8
5
4
9
03
Subjek 03
3
2
5
4
4
8
5
4
9
04
Subjek 04
2
2
4
4
4
8
5
4
9
05
Subjek 05
2
2
4
4
4
8
5
5
10
06
Subjek 06
2
2
4
4
4
8
5
5
10
07
Subjek 07
3
2
5
4
4
8
5
5
10
08
Subjek 08
2
2
4
4
4
8
5
5
10
09
Subjek 09
3
2
5
4
4
8
5
5
10
10
Subjek 10
3
2
5
4
4
8
5
5
10
11
Subjek 11
3
2
5
4
4
8
5
5
10
12
Subjek 12
3
2
5
4
4
8
5
5
10
13
Subjek 13
2
2
4
4
4
8
5
4
9
14
Subjek 14
3
2
5
4
4
8
5
5
10
15
Subjek 15
3
3
6
4
4
8
5
5
10
16
Subjek 16
3
3
6
4
4
8
5
5
10
17
Subjek 17
3
2
5
4
4
8
5
5
10
18
Subjek 18
3
2
5
4
4
8
5
5
10
19
Subjek 19
3
3
6
4
4
8
5
5
10
20
Subjek 20
3
3
6
4
4
8
5
5
10
Jumlah nilai
54
45
99
80
80
160
100
96
196
Rata-rata nilai
2,7
2,25
4,95
4
4
8
5
4,8
9,8
Keterangan nilai untuk tiap indikator :
Nilai 1, berarti Tidak Mampu
Nilai 2, berarti Kurang Mampu
Nilai 3, berarti Cukup Mampu
Nilai 4, berarti Hampir Mampu
Nilai 5, berarti Mampu
A : Kemampuan menulis surat dengan bahasa yang baik dan benar.
B : Kemampuan menulis surat dengan yang tepat.

H.   Simpulan dan Saran
a.    Simpulan
Setelah melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian ini, akhirnya diperoleh simpulan guna menjawab pokok masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut.
1.    Langkah-langkah penggunaan pendekatan komunikatifuntuk meningkatkan kemampuan siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat , di mulai dengan menyusun rencana pelaksanaan pembalajaran. Langkah selanjutnya, guru dan siswa melaksanakan pembelajaran, sesuai dengan rencana. Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru dan siswa melaksanakan evaluasi.
2.    Kemampuan siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya dalam menulis surat  meningkat setelah digunakan pendekatan komunikatif.
b.    Saran
Berdasarkan simpulan di atas, diajukan beberapa saran berikut.
1.    Ada baiknya bagi guru yang ingin menggunakan pendekatan ini sebagai upaya perbaikan pada materi yang sama maupun berbeda, mengadakan refleksi lebih dulu, agar dapat dibuat suatu perencanaan yang tepat sasaran. Setiap langkah yang sudah dilalui, hanyalah suatu contoh, dalam arti bukan standar. Oleh karena itu, modifikasilah agar lebih baik guna mencapai tujuan yang diharapkan.
2.    Teknik ini akan lebih baik jika digunakan bersamaan dengan pendekatan kompetensi, agar siswa mencapai kompetensi yang diinginkan secara paripurna.
I.      Daftar Rujukan
Alwasilah, Chaedar dan Suzanna Alwasilah. 2003. Menulis dengan Pendekatan Komunikatif. Bandung: Khaifa.
Hardjodipuro, Adi. 2007. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Insan Cendekia.
Hermawan, A. 2008. Cara Mudah Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Ciamis: Universitas Galuh Press.
Kemmis dan Taggart. 1988. Action Research Classroom.
Nababan, Diana. 2008. Menulis Kreatif Karya Sastra. Jakarta: Gramedia.
Syamsuddin, A.R. Vismaia Damaianti. 2009. Metode Penelitian Tindakan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar