A.
Judul
PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG KELIPATAN PERSEKUTUAN
TERKECIL DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR MELALUI PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB
B.
Penulis
Nama : Tika Kartika, S.Pd.SD.
Tempat Tugas : SD Negeri 2 Sukajaya, Kec. Cimerak,
Kab. Ciamis
No. Tlp : 085223493710
C.
Abstrak
Abstrak
Kata Kunci:
Pembelajaran Matematika, Hasil Belajar Siswa, dan Metode Tanya Jawab
Penelitian ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kinerja guru dan siswa
dalam pembelajaran matematika tentang materi ajar Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Sebelumnya hasil belajar
siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis,
menunjukkan rendah, dan bahkan sebagian besar dari mereka kurang mencapai
kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Salah satu faktor
penyebabnya adalah penggunaan metode yang kurang tepat. Untuk mengatasinya
digunakan metode pemberian tugas yang diformulasikan dengan metode pemberian
tugas secara individu. Untuk memperbaiki hingga seluruh siswa kelas tersebut
mencapai harapan, diperlukan dua siklus. Dalam setiap siklusnya menempuh empat
tahapan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
Setelah melalui proses, akhirnya diperoleh data, yang kemudian data tersebut
dianalisis. Hasil analisis, dapat diambil simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa sebelum diadakan perbaikan pembelajaran, kemampuan siswa
kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam
memenuhi tuntutan pembelajaran diketahui masih rendah. Hal ini ditunjukan
melalui hasil tes formatif dari 26 peserta didik yang mendapat nilai 58 ke atas
sebanyak 14 peserta didik, sedangkan sisanya memperoleh nilai kurang dari 58.
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus I, kemampuan siswa meningkat,
yakni dari 14 peserta didik yang mendapat nilai di atas 58, menjadi sebanyak 19
peserta didik atau 73,07% dengan nilai rata-rata 62,69. Terlebih dengan
peningkatan setelah dilakukan siklus II, kemampuan peserta didik meningkat dari
19 peserta didik yang mendapat nilai diatas 58, menjadi sebanyak 24peserta
didik atau 92,30% dengan nilai rata-rata 72,30.
D.
Pendahuluan
a. Latar
Belakang Masalah
Matematika,
mata pelajaran yang dianggap monster yang menakutkan atau dengan kata lain
matematika merupakan pelajaran paling sulit. Banyak para siswa dibuat pusing
untuk mencari jawabannya. Tapi itu hanya anggapan siswa saja, sebenarnya
pembelajaran matematika yang menekankan kepada nalar, yang kongkrit yang
didalamnya terdapat materi yang dikaitkan dengan kegiatan masyarakat
sehari-hari, seperti menjumlah, mengurang, mengalikan, dan membagi sebagai
aplikasi dari pembelajaran ini. Begitu penting materi ini diangkat, karena
materi ini terdapat kegiatan mengukur, menimbang bahkan menakar.

1. Peserta didik mampu menghadapi
pembahasan perubahan kemampuan dalam berpikir yang kongkrit dan dapat
memecahkan persoalan atau masalah.
2. Peserta didik menggunakan dengan
tepat media dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat
tujuan yang diemban oleh mata pelajaran matematika maka seharusnya
pembelajarannya di sekolah-sekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi,
menantang, dan bermakna bagi peserta didik. Kegiatan belajar mengajar
mengandung arti interaksi dari berbagai komponen, seperti guru, murid, materi
ajar dan sarana lain yang digunakan pada saat kegiatan berlangsung. Kegiatan
belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi guru dengan siswa dan antara
siswa dengan siswa serta antara siswa dengan sumber belajar lainnya dalam satu
kesatuan waktu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
Berdasarkan
uraian di atas dapat diasumsikan bahwa matematika mempunyai nilai yang penting
dan strategis dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang cerdas, unggul,
handal dan bermoral semenjak dini/usia SD. Hal yang menjadi hambatan selama ini
dalam pembelajaran matematika adalah media dan metode yang dipilih guru kurang
tepat sehingga siswa cenderung bosan dan terkadang takut pada pelajaran ini
yang pada akhirnya berimbas pada hasil belajar siswa yang kurang
memuaskan/rendah. Dari materi Kelipatan Pesekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) siswa masih mengalami kesulitan dalam
menyelesaikannya, maka guru harus pandai menerapkan metode apa yang sesuai agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pembelajaran
matematika di kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis membahas materi Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dengan
menggunakan faktor prima, metode yang digunakan adalah tanya jawab dan
latihan-latihan. Proses belajar mengajar melibatkan siswa agar berperan aktif
untuk memecahkan soal-soal latihan. Disamping itu siswa diberikan kesimpulan
untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
Dalam
upaya memperbaiki pembelajaran tentunya diperlukan strategi yang terarah, agar
faktor-faktor penyebab dari rendahnya kemampuan siswa dapat di atasi. Dilihat
dari segi pembelajaran matematika faktor apa yang timbul, sehingga pembelajaran
ini sulit diterima oleh siswa, faktor tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Siswa tidak terampil dalam
menjumlah, mengurang, cara mengalikan dan bahkan tidak mampu membagikan suatu
bilangan.
2. Siswa tidak mau bersungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Oleh
karena itu, guru dan siswa harus berinteraksi dengan baik guna memecahkan
masalah yang dihadapi. Langkah guru dalam membimbing siswa secara individual,
guru dapat menggunakan pendekatan remedial yang bersifat kuratif. Pendekatan
ini merupakan salah satu kegiatan bersifat bertahap dalam memahami mata
pelajaran. Dalam penjelasan guru ketika berlangsung ada sebagian yang belum
dapat memahami pelajaran. Untuk siswa tersebut guru memberi dapat memberi
bantuan secara individual, dengan memberi tugas atau latihan-latihan.
Dalam
Undang – Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, tentan Guru dan Dosen disebutkan bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
usia dini, jalur pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pen didikan menengah. Dalam hal ini peran dan tanggung
jawab guru sangatlah strategis sekali. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari
sebagai guru yang berperan sebagai pengajar dan pendidik di Sekolah Dasar,
penulis melakukan penelitian terhadap hasil belajar siswa di kelas IV dengan
tujuan mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pelajaran matematika pada
awal semester ganjil pada tahun pelajaran 2012/2013. Dari hasil penelitian
dapat diperoleh data penguasaan siswa terhadap pelajaran matematika khusus
materi KPK dan FPB berkisar di bawah 50%.
Berdasarkan
data yang diperoleh maka perlu dilakukan usaha perbaikan dan peningkatan
pembelajaran agar siswa dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajarnya pada
mapel matematika khususnya dalam menentukan KPK dan FPB. Untuk memperoleh hasil
belajar yang lebih baik, guru harus menggunakan metode dan pendekatan yang
bervariasi agar siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran melalui
pengalaman langsung. Bruner (1982) menjelaskan pentingnya tekanan pada
kemampuan peserta didik dalam berpikir intuitif dan analitik akan mencerdaskan
peserta didik membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola (pattern) dan
hubungan (relations). Oleh sebab itu guru berusaha mengembangkan pembelajaran
yang menuntut ketertiban siswa untuk aktif dalam proses pembentukan pengetahuan
dan menggabungkan pengetahuan yang telah dipelajari dengan pengetahuan yang
dimilikinya dalam memecahkan suatu permasalahan.
Berdasarkan
pengalaman yang diperoleh dalam penelitian, penulis menerapkan metode tanya
jawab dan pemberian tugas individual pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, dengan harapan dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang sudah ditentukan.
b. Identifikasi Masalah
Setiap mata pelajaran diharapkan
dapat membentuk kecakapan hidup bagi peserta didik untuk memasuki kehidupan
nyata dimasyarakat. Pendidikan diharapkan sebagai alat bagi siswa agar mampu
memecahkan dan mengatasi masalah – masalah yang dihadapi pada kehidupan nyata
dengan cara yang lebih baik dan lebih cepat. Berdasar pemahaman diatas, Peran serta
guru sebagai tenaga profesional adalah mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, tentu erat
kaitannya dengan hasil belajar siswa, (UU RI No. 14 Tahun 2005, tentang Guru
dan Dosen). Melihat hasil yang diperoleh siswa terhadap pelajaran matematika
khusus pada materi penggunaan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB sangat
rendah dari 7 siswa hanya 2 orang yang mencapai penguasaan materi ≥ 70 %.
Rendahnya kemampuan siswa dalam menguasai
perkalian dan pembagian, dan kesulitan siswa memahami fungsi KPK dan FPB
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam
menguasai tujuan pembelajaran dan dapat dilihat dari hasil evaluasi yang
diberikan guru. Suatu pembelajaran dapat berhasil jika guru mampu dengan tepat
memilih dan menerapkan metode dan merumuskan tujuan serta mentukan alat
penilai. Sikap yang ditunjukan guru, kemampuan guru dapat memahami, kelemahan
dan kelebihan yang dimiliki siswa. Siswa adalah individu yang unik, yang
memiliki sifat tertentu baik kemampuan, niat, bakat, cara berpikir dan daya
serap yang berbeda harus dapat dihargai oleh guru.
Berdasarkan hasil tersebut, peneliti meminta bantuan supervisor untuk mengidentifikasi masalah, atas kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan maka terungkaplah beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu:
Berdasarkan hasil tersebut, peneliti meminta bantuan supervisor untuk mengidentifikasi masalah, atas kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan maka terungkaplah beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu:
1.
Siswa mengalami kesulitan menjawab
soal-soal yang diberikan.
2.
Penjelasan yang diberikan guru belum
mendapat respon yang tepat bagi siswa.
Dalam pembelajaran matematika di
kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis materi pokok “menentukan KPK dan FPB” penulis
menemukan kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, yang
disebabkan karena guru dominan hanya menggunakan metode ceramah dalam proses
pembelajaran, dan siswa tidak termotivasi sehingga pembelajaran menjadi tidak
menarik dan tidak menantang. Tidak ada siswa yang mau bertanya terhadap materi
yang diajarkan meskipun diberi kesempatan. Oleh karena itu guru sebagai
peneliti membutuhkan teman sejawat yang berperan sebagai pemberi saran dan
masukan untuk kemajuan siswa baik dalam hal pembelajaran maupun pemilihan
metode yang tepat untuk peserta didik.
Selain teman sejawat dalam melakukan
Penelitian Tindakan Kelas ini banyak pihak yang membantu kelancaran dan keberhasilan
PTK ini di antaranya:
1.
Kepala Sekolah tempat penelitian
beserta rekan guru
2.
Siswa-siswi Kelas IVSD Negeri 2
Sukajaya.
c. Cara Pemecahan Masalah
Salah satu materi pokok bahasan yang
masih menjadi kendala bagi siswa mereka belum mampu menentukan Kelipatan
Persekutuan Terkecil dan Faktor Persekutuaan Terbesar dengan menggunakan faktor
prima. Rendahnya kemampuan siswa terutama pada perkalian dan pembagian dengan
benar maka mereka akan kesulitan memecahkan masalah. Berdasarkan masalah yang
dihadapi siswa dalam pembelajaran materi menentukan KPK dan FPB dengan
menggunakan faktor prima. Penulis berdiskusi dengan teman sejawat, setelah
materi diberikan kepada siswa ternyata hasil belajar yang diperoleh kurang
memuaskan. Dari identifikasi masalah di atas dapat dianalisis bahwa penyebabnya
adalah:
1.
Kurangnya penguasaan terhadap
bilangan yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian.
2.
Siswa tidak bersungguh-sungguh pada
hal penjelasan sudah terperinci.
Adapun alternatif pemecahan masalah
yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan hasil belajar matematika
siswa dalam menentukan KPK dan FPB adalah dengan menggunakan metode tanya jawab
serta pemberian tugas individual, sehingga proses belajar mengajar terlaksana
secara aktif dan sekaligus hasil belajar siswa dapat meningkat.
d. Rumusan Masalah
Masalah utama yang ingin dicarikan
pemecahannya melalui penelitian tindakan Kelas IV ini adalah “Bagaimana upaya
meningkatkan kemampuan dalam menentukan KPK Dan FPB Siswa Kelas IV SD Negeri 2
Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2012/2013
menggunakan metode tanya jawab pada mata pelajaran matematika?”
e. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini
adalah untuk menerapkan suatu metode tanya jawab guna perbaikan pembelajaran
agar hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai secara rinci. Tujuan yang
ingin dicapai adalah:
1.
Mengkaji faktor penyebab rendahnya
penguasaan materi pembelajaran matematika terutama pada penjelasan KPK dan FPB.
2.
Memperdalam dan mempertajam
pemahaman siswa terhadap terhadap materi KPK dan FPB dengan keterampilan
mengali dan membagi.
3.
Meningkatkan kemampuan guru dalam
menuntaskan pembelajaran materi yang berkaitan dengan KPK dan FPB.
4.
Untuk mengetahui efektivitas metode
yang telah digunakan dalam meningkatkan mutu pembelajaran matematika.
f. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat:
1.
Bagi Peneliti
·
Sebagai latihan melakukan penelitian
tindakan kelas
·
Sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh angka kredit.
·
Dapat mengetahui berbagai metode
pembelajaran,sehingga menjadi peka terhadap dinamika di kelasnya.
·
Meningkatkan kinerja guru yang lebih
profesional dan inovatif.
2.
Bagi Siswa
·
Sebagai wujud pengalaman belajar
yang berpusat pada subyek didik, dirasakan menyenangkan,
·
Bisa memacu aktivitas belajar,
·
Meningkatkan hasil belajar mengenai
pemecahan masalah yang menyangkut menentukan KPK dan FPB.
3.
Bagi Sekolah
Sebagai masukan Kepala Sekolah untuk mengambil kebijakan
dalam menentukan hambatan dan kelemahan penyelenggaraan pembelajaran, sebagai
upaya memperbaiki dan mengatasi masalah – masalah pembelajaran yang dihadapi di
kelas sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa dengan harapan akan diperoleh hasil belajar yang optimal demi
kemajuan lembaga sekolah.
E.
Kajian Teori
a. Pembelajaran
Matematika di SD
Dalam pembelajaran matematika terdapat dua aspek yang perlu
diperhatikan, yaitu: (1) matematika sebagai alat untuk menyelesaikan masalah,
dan (2) matematika merupakan sekumpulan keterampilan yang harus dipelajari.
Tujuan pembelajaran matematika di SD dapat dilihat di dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 SD. Mata pelajaran matematika
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut, (1) memahami
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau algortima, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan
masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan
dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirikan solusi yang diperoleh, (4) mengkomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,
(5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika
sifat-sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Selain tujuan umum
yang menekankan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta
memberikan tekanan pada ketrampilan dalam penerapan matematika juga memuat
tujuan khusus matematika SD yaitu: (1) menumbuhkan dan mengembangkan
ketrampilan berhitung sebagai latihan dalam kehidupan sehari-hari, (2)
menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan
matematika, (3) mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar
lebih lanjut, (4) membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
b. FPB
dan KPK Beserta Ruang Lingkupnya
Rahadian (2009) menuliskan bahwa pengertianFPB (Faktor
persekutuan terbesar) merupakan faktor-faktor pembagi yang paling besar dari
suatu bilangan dan faktor pembagi itu sendiri adalah Angka-angka yang dapat
membagi suatu bilangan adalah Faktor Persekutuan Terbesar, sedangkan pengertian
dari KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) adalah kelipatan dari suatu bilangan
tapi yang nilainya paling kecil. Namun yang lebih singkatnya dalam
pengertiannya KPK yakni bilangan yang bisa dibagi dan FPB bilangan yang bisa
membagi. Maksudnya yakni bilangan FPB bisa Membagi KPK dan KPK bisa dibagi FPB.
Dalam pencarian FPB dan KPK biasanya menggunakan faktor
prima dan faktorisasi prima dengan pola pohon faktor. Faktor prima adalah
faktor-faktor suatu bilangan yang berbentuk bilangan prima. Faktorisasi prima
merupakan perkalian dari semua faktor-faktor primanya. Cara menentukan faktor
prima dengan membagi bilangan tersebut dengan bilangan prima sampai bersisa
bilangan prima. Hal tersebut dinamakan pohon faktor. Langkah-langkah pengerjaan
FPB:
1.
Menentukan
faktorisasi prima dari bilangan-bilangan itu.
2.
Mengambil
faktor yang sama dari bilangan-bilangan itu.
3.
Jika
faktor yang sama pangkatnya berbeda, ambillah faktor yang pangkatnya terkecil.
c. Metode
Pembelajaran Tanya Jawab
Metode Tanya jawab dapat diartikan suatu kegiatan
pembelajaran yang membuat suatu topik atau masalah yang dilakukan guru dan
siswa sebagaimana yang diharapkan agar siwa tidak pasif lagi dalam belajarnya
agar dapat menghasilkan nilai yang memuaskan. Metode tanya jawab adalah metode
mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang
sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau
siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan
timbal balik secara langsung antara guru.
Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam metode tanya
jawab ini antara lain:
1.
Tujuan
yang akan dicapai dari metode tanya jawab.
2.
Untuk
mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
3.
Untuk
merangsang siswa berpikir.
4.
Memberi
kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni
pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran:
1.
Pertanyaan
ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah
tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa, kapan, di mana,
berapa, dan yang sejenisnya.
2.
Pertanyaan
pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak
dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata
mengapa, bagaimana.
Berhasil tidaknya metode tanya jawab, sangat bergantung
kepada tehnik guru dalam mengajukan pertanyaanya. Metode tanya jawab biasanya
dipergunakan apabila:
1.
Bermaksud
mengulang bahan pelajaran.
2.
Ingin
membangkitkan siswa belajar.
3.
Tidak
terlalu banyak siswa.
4.
Sebagai
selingan metode ceramah.
5.
Penyelidikan
yang mengarahkan siswa beripikir secara ilmiah.
6.
Pertanyaan
fakta atau masalah dapat mengarahkan belajar seperti yang dituju oleh suatu
mata pelajaran yang dapat membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu
diketahui dan diingat.
7.
Pertanyaan
dapat digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang.
8.
Siswa
belajar menjawab pertanyaan dengan benar.
9.
Siswa
juga diajak berani bertanya untuk kepentingan proses belajar mengajar dalam
kehidupan bermasyarakat.
10.
Selain
itu siswa belajar mengemukakan pertanyaan yang layak dan menghargai pertanyaan
orang lain.
11.
Pertanyaan-pertanyaan
oleh guru atau siswa dapat menimbulkan suasana kelas hidup dan gembira.
12.
Siswa
memperoleh kesempatan ikut berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar
mengajar .dari jawaban-jawaban yang diperoleh, dapat merupakan umpan balik bagi
guru mengenai pengetahuan, sikap dan sifat-sifat siswa serta hasil proses
belajar mengajarnya.
Kelebihan metode pembelajaran tanya jawab
1.
Peserta
didik dapat mengembangkan keberanian dan ketrampilan dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
2.
Pertanyaan
yang dilontarkan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik,
sekalipun ketika itu peserta didik sedang rebut.
3.
Merangsang
peserta didik untuk berlatih mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan.
4.
Pertanyaan
yang jelas lebih mudah dipahami peserta didik.
Kekurangan metode pembelajaran tanya jawab
1.
Banyak
waktu terbuang.
2.
Apabila
peserta didik tidak siap, maka peserta didik merasa takut, dan apalagi bila
guru kurang dapat mendorong peserta didik, maka peserta didik juga menjadi tidak
berani untuk bertanya.
3.
Terbatasnya
jumlah waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap peserta didik.
Selanjutnya metode diskusi.
Langkah-langkah penggunaan metode pembelajaran tanya jawab:
1)
Persiapan
(1)
menentukan
topik
(2)
merumuskan
tujuan pembelajaran khusus (TPK)
(3)
menyusun
pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu
(4)
mengidentifikasi
pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa
2)
Pelaksanaan
(1)
menjelaskan
kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK)
(2)
mengkomunikasikan
penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab
pertanyaan guru maupun siswa yang lain)
(3)
guru
memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi
(4)
guru
mengajukan pertanyaan keseluruh kelas
(5)
guru
harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya,sehingga dapat merumuskan
secara sistematis
(6)
tanya
jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam suasana yang
tegang dan penuh persaingan yang tak sehat di antara para siswa
(7)
pertanyaan
dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh kelas, guru perlu menggugah
siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang pandai dan berani menjawab
perlu dikendalikan untuk memberi kesempatan pada yang lain
(8)
guru
mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja
(9)
pertanyaan
ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan mengungkapkan kembali
pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang meminta pendapat, perasaan,
sikap, serta pertanyaan yang hanya mengungkapkan fakta-fakta saja.
Beberapa cara mengajukan pertanyaan:
1)
gunakan
variasi pertanyaan yang terbuka dan tertutup .
2)
gunakan
bahasa yang baik dan benar serta pilihlah kata-kata secara cermat.
3)
dengarkan
baik-baik jawaban anak-anak. sikap mengatakan dengan kata-kata lain.
pertanyaan- pertanyaan anak dan mengarahkannya kembali.
4)
jaga
pertanyaan supaya pendek dan sederhana .
5)
mulailah
dari apa yang sudah diketahui murid-murid.
6)
akui
bila anda sendiri tidak tahu, tetapi kemudian usahakan mendapatkan jawabannya.
7)
angkat
tangan dan seorang tiap kali untuk mendapat jawaban.
8)
berikan
setiap orang kesempatan untuk menjawab pada waktu tertentu.
9)
waspada
terhadap pengalihan perhatian atau jawaban yang “tolol” dan usahakan untuk
meredamnya.
10)
gunakan
kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti.
11)
jagalah
agar pertanyaan itu singkat
Metode Tanya jawab pada pembelajaran
matematika ternyata memberikan beberapa manfaat dalam meningkatkan hasil
belajar siswa, antara lain:
1)
Pembelajaran
berlangsung lebih efektif.
2)
Keaktifan
siswa lebih meningkat.
3)
Terjadi
interaksi yang positif antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru.
4)
Proses
pembelajaran berjalan lebih terarah dan lebih menarik.
5)
Pemahaman
dan hasil belajar siswa dalam menentukan KPK dan FPB meningkat.
F. Metodologi
Penelitian
a.
Subyek Penelitian
1.
Lokasi Penelitian
Bertempat di SD Negeri 2 Sukajaya,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis. Kondisi sekolah terletak di pedesaan yang
dikelilingi persawahan. Tingkat ekonomi keluarga siswa adalah beragam. Sebagian
besar orang tua murid bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Materi matematika
yang dibelajarkan kepada siswa selama ini lebih banyak bersifat verbalistik dan
belum dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
2.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung pada
bulan Agustus sampai September 2011.
3.
Mata Pelajaran
Fokus dari penelitian ini adalah
pembelajaran Matematika Kelas IV semester I Tahun Pelajaran 2012/2013,
khususnya pada materi bilangan bulat dalam menentukan KPK dan FPB dengan faktor
prima.
4.
Kelas
Peneliti mengajar kelas IV, sehingga
subyek penelitian adalah siswa kelas IV sebanyak 26 orang, terdiri dari 12 siswa putra
dan 14 siswa putri.
5.
Alur dan Karakteristik Per Siklus
Siklus I
·
Perencanaan
·
Pelaksanaan
Tindakan
·
Pengamatan
·
Refleksi
Siklus II
·
Perencanaan
·
Pelaksanaan
Tindakan
·
Pengamatan
·
Refleksi
6.
Jadwal Perbaikan
Jadwal pelaksanaan Siklus I dan
Siklus II, sebagai berikut.
Tabel 1 Jadwal Perbaikan
No.
|
Hari/Tgl
|
Jam Ke
|
Waktu
|
Siklus
|
1
|
16 Agustus 2011
|
1-2
|
07.00-07.35
07.35-08.10
|
I
|
2
|
23 Agustus 2011
|
1-2
|
07.00-07.35
07.35-08.10
|
II
|
7.
Karakteristik
Siswa
Siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak,
Kabupaten Ciamis termasuk dalam kategori
anak pada masa pertumbuhan oleh sebab itu diperlukan pengawasan dan bimbingan
terhadap mereka. Pada masa ini anak memiliki karakteristik dan kepribadian yang
berbeda-beda. Karakteristik siswa kelas IV yaitu:
1)
Memiliki
Pola Pikir sederhana
2)
Masih
dalam taraf Perkembangan dan Pertumbuhan
3)
Senang
terhadap sesuatu yang baru dan menyenangkan
4)
Suka
meniru terhadap apa yang diperoleh
5)
Masih
dalam tahap bermain sambil belajar.
Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepribadian
siswa kelas IV, antara lain:
1)
Fisik,
Faktor fisik yang dapat mempengaruhi karakter dan kepribadian anak adalah
postur tubuh, kesehatan, keutuhan tubuh dan keberfungsian tubuh.
2)
Intelegensi,
Tingkat intelegensi individu mempengaruhi perkembangan kepribadian. Anak yang
memiliki intelegensi tinggi akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungannya daripada anak yang memiliki intelegensi rendah.
3)
Keluarga,
Suasana atau iklim keluarga yang penting bagi perkembangan kepribadian anak.
Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis akan
memiliki karekteristik dan kepribadian yang cenderung positif, tetapi anak yang
dikembangkan dalam lingkungan yang tidak harmonis atau broken home cenderung
mengalami kelainan dalam penyesuaian dengan lingkungannya.
4)
Kebudayaan,
tiap kelompok masyarakat memiliki tradisi, adat, dan kebudayaan yang berbeda.
Pengaruh kebudayaan memberikan efek bagi karakteristik dan kepribadian baik
positif dan negatif.
Berdasarkan data tersebut di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode
tanya jawab diduga dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa SD Negeri 2
Sukajaya Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
b.
Prosedur Per Siklus
Praktik
pembelajaran dibagi menjadi dua tahapan, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I
terdiri dari atas empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Siklus II terdiri dari atas empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
G. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A.
Hasil
Penelitian
a.
Deskripsi
per siklus
Data nilai pada tes formatif sebelum perbaikan pembelajaran
pembelajaran matematika dengan pokok materi Kelipatan PersekutuanTerkecil (KPK)
dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB), dikelas 4 semester 1 SD Negeri 2
Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis tahun pelajaran 2012/2013,
dinilai tidak memuaskan. Adapun hasil tes dimaksud (sebelum perbaikan
pembelajaran) disajikan pada tabel. 1 berikut.
Tabel
1
Nilai
Hasil Tes Formatif Sebelum Perbaikan
No
|
Statistik
|
Sebelum
Perbaikan
|
1.
|
Nilai
terendah
|
45
|
2.
|
Nilai
tertinggi
|
75
|
3.
|
Jumlah
nilai
|
1500
|
4.
|
Rata-rata
|
57,69
|
5.
|
Banyak
peserta didik dengan nilai <58
|
14
|
6.
|
Banyak
peserta didik dengan nilai ≥58
|
12
|
7.
|
Ketuntasan
klasikal
|
53,84
|
8
|
Kriteria
Ketuntasan Minimal
|
58
|
Dari tabel terlihat hasil evaluasi mata pelajaran matematika
dari 26 peserta didik yang mendapat nilai kurang dari 58 ada12 dan nilai
58 keatas ada 14 dengan ketuntasan belajar hanya 53,84 % dengan nilai rata-rata
57,69 untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel
2
Tabulasi
Frekuensi Hasil Nilai Hasil Tes Formatif Sebelum Perbaikan
Rentang Nilai
|
Jumlah peserta didik
|
25-45
|
4
|
46-65
|
20
|
66-85
|
2
|
86-100
|
-
|
Hasil evaluasi dari 26 peserta didik yang mendapat nilai
25-45 sebanyak 4 peserta didik, 46-65 sebanyak 20 peserta didik, 66-85 sebanyak
2 peserta didik.
Apabila hasil evaluasi kegiatan sebelum perbaikan
pembelajaran tersebut disajikan dalam diagram, maka akan disajikan sebagai
berikut.
Dari hasil belajar seperti dilihat dari gambar 1 dan 2 di
atas, peneliti mencoba melakukan suatu upaya strategis, yakni mengadakan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab yang
diformulasikan dengan metode pemberian tugas secara individual. Adapun gambaran
dari hasil penelitian terhadap perbaikan pembelajaran tersebut, dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
1.
Siklus I
Perbaikan pembelajaran matematika tentang materi ajar
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
dikelas IV semester 1 pada SDNegeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis dengan menggunakan metode tanya jawab yang diformulasikan dengan metode
pemberian tugas secara individual, diawali dengan kegiatan menyusun rencana.
Dalam penyusunan rencana tersebut, bersandar pada hasil refleksi awal. Barulah
setelah segala sesuatunya direncanakan, menempuh langkah selanjutnya, yakni
melaksanakan perbaikan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembaikan, dan
merefleksi hasil perbaikan. Lebih jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1) Perencanaan
Perencanaan yang dilaksanakan pada
siklus II ini merupakan perbaikan dari perencanaan pada siklus I.
Perbaikan-perbaikan yang dilaksanakan sebagai bentuk perencanaan pada siklus II
ini meliputi : Rencana kegiatan peneliti terdiri dari (1) menyusun rencana
perbaikan pembelajaran siklus II melalui teknik tanya jawab, (2) menyusun
instrument penilaian yaitu meliputi tes tulis, lembar pengamatan, wawancara,
jurnal guru, dan dokumentasi foto yang akan digunakan dalam pembelajaran, (3)
menentukan metode Tanya jawab, (4) memberikan hadiah kepada siswa jika dapat
mengerjakan tes dengan tepat, (5) memotivasi siswa agar lebih bersemangat dalam
kegiatan pembelajaran matematika materi menentukan KPK dan FPB, (6) menyusun
rancangan evaluasi program.
2)
Pelaksanaan
Tindakan merupakan pelaksanaan
rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Urutan pelaksanaan tindakan
sebagai berikut:
(1)
Guru
bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang pernah dipelajari siswa, yang
ada kaitannya dengan materi yang akan diberikan dan memotivasi siswa sebagai
langkah awal dalam pembelajaran.
(2)
Menjelaskan
materi pokok perbaikan.
(3)
Membuktikan
hasil menentukan KPK dan FPB.
(4)
Bertanya
jawab dari hasil pembuktian menentukan KPK dan FPB.
(5)
Menjelaskan
cara mengerjakan soal-soal latihan pada lembar kerja.
(6)
Siswa
mengerjakan soal-soal latihan yang ada pada lembar kerja.
(7)
Membahas
soal-soal yang dikerjakan siswa dari lembar kerja.
(8)
Memberikan
evaluasi.
(9)
Memberikan
tugas untuk dikerjakan di rumah.
Berdasarkan perbaikan pembelajaran
siklus I pemahaman peserta didik terhadap konsep operasi hitung bilangan
diperoleh hasil yang lebih baik. Adapun hasil perbaikan pembelajaran siklus I,
disajikan dalam tabel 3.
Tabel
3
Nilai
Hasil Tes Formatif Siklus I
No
|
Statistik
|
Setelah
Perbaikan (Siklus I)
|
1.
|
Nilai
terndah
|
45
|
2.
|
Nilai
tertinggi
|
80
|
3.
|
Jumlah
nilai
|
1630
|
4.
|
Rata-rata
|
62,69
|
5.
|
Banyak
peserta didik dengan nilai <58
|
19
|
6.
|
Banyak
peserta didik dengan nilai ≥58
|
7
|
7.
|
Ketuntasan
klasikal
|
73,07
|
8
|
Kriteria
Ketuntasan Minimal
|
58
|
Dari hasil tes formatif pada perbaikan pembelajaran siklus I
nilai rata-ratanya meningkat menjadi prosentase ketuntasan 73,03% dengan nilai
terendah 45 dan nilai tertinggi 80, untuk jelasnya peneliti sajikan pada tabel
berikut.
Tabel
4
Tabulasi
Frekuensi Nilai Hasil Tes Formatif Siklus I
Rentang Nilai
|
Jumlah peserta didik
|
25-45
|
1
|
46-65
|
19
|
66-85
|
6
|
86-100
|
-
|
Hasil evaluasi dari 26 peserta didik yang mendapat nilai
25-45 sebanyak 1 Peserta didik, 46-65 sebanyak 19 peserta didik, 66-85 sebanyak
6 peserta didik.
Apabila hasil tes formatif setelah perbaikan pembelajaran
siklus I di atas disajikan dalam diagram, akan tampak seperti berikut.
3)
Pengamatan
Selama perbaikan pembelajaran siklus I berlangsung peneliti
dibantu teman sejawat yang bertugas membantu melakukan observasi, data
penelitian diambil berdasarkan pengamatan teman sejawat terhadap aktivitas guru
dan peserta didik. Guru sebagai subjek peneliti terlibat langsung dalam
perencanaan, pelaksanaan dan refleksi.
Pengamatan adalah mengamati hasil atau dampak dari
tindakan-tindakan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran menentukan KPK
dan FPB. Pengamatan pada siklus I ini dilihat dari data tes dan nontes. Data
tes berupa tes. Data nontes diperoleh dengan menggunakan pedoman pengamatan,
wawancara, dan dokumentasi foto.
4)
Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir
pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengkaji dan
mempertimbangkan hasil yang telah terjadi pada tahap tindakan. Dalam hal ini,
peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes dan nontes yang berupa hasil
Pengamatan, jurnal guru, dokumentasi, dan hasil wawancara yang telah dilakukan.
Refleksi ini memberikan gambaran kekurangan atau kelemahan pada siklus I
sehingga nantinya dapat dicari pemecahannya dan mempertahankan atau meningkatkan
kelebihan yang terdapat dalam siklus I.
Berdasarkan hasil penelitian dari
teman sejawat dengan menggunakan format Pengamatan yang tersedia dapat
diperoleh penyebab kegagalan pembelajaran siklus I:
(1)
Guru
menerangkan hanya menggunakan metode ceramah.
(2)
Guru
kurang menarik perhatian siswa.
(3)
Guru
kurang memberi kesempatan siswa bertanya.
(4)
Guru
kurang memberikan penjelasan yang mudah dimengerti siswa
Dalam pelaksanaan pembelajaran
siklus I guru dalam penyampaian materi menggunakan metode ceramah sehinga hasilnya
belum memenuhi tujuan yang diharapkan, guru kurang banyak memberikan motivasi
dengan jalan memberikan banyak bahan acuan dan kurang banyak dalam memberikan
tugas, sehingga kemampuan siswa dalam mengerjakan soal KPK dan FPB kurang
maksimal. hal ini terlihat dari hasil nilai yang diperoleh siswa dalam
mengerjakan soal evaluasi, yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 3 anak atau
mencapai 42% , yang 4 anak mendapat nilai 70 ke bawah atau mencapai 58 %. Dari
hasil tersebut di atas peneliti dan teman sejawat sepakat mengadakan perbaikan
pembelajaran siklus II.
2. Siklus
II
Hasil perbaikan siklus I sudah ada
perubahan kearah yang lebih baik dibandingkan pada proses pembelajaran
sebelumnya. Walaupun masih ada sebagian peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar. Keberhasilan ini digunakan peneliti untuk menyusun rencana
perbaikan pembelajaran siklus II.
Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus
I. Proses tindakan siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi
siklus I. Berdasarkan refleksi siklus I telah dijabarkan kekurangan-kekurangan
yang memerlukan perbaikan dalam pembelajaran matematika dalam menentukan KPK
dan FPB untuk itu dilaksanakanlah siklus II. Pelaksanaan siklus II melalui
tahap yang sama dengan siklus I, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.
1)
Perencanaan
Perencanaan yang dilaksanakan pada
siklus II ini merupakan perbaikan dari perencanaan pada siklus I.
Perbaikan-perbaikan yang dilaksanakan sebagai bentuk perencanaan pada siklus II
ini meliputi : Rencana kegiatan peneliti terdiri dari (1) menyusun rencana
perbaikan pembelajaran siklus II melalui teknik tanya jawab, (2) menyusun
instrument penilaian yaitu meliputi tes tulis, lembar pengamatan, wawancara,
jurnal guru, dan dokumentasi foto yang akan digunakan dalam pembelajaran, (3)
menentukan metode Tanya jawab, (4) memberikan hadiah kepada siswa jika dapat
mengerjakan tes dengan tepat, (5) memotivasi siswa agar lebih bersemangat dalam
kegiatan pembelajaran matematika materi menentukan KPK dan FPB, (6) menyusun
rancangan evaluasi program.
2)
Pelaksanaan
Tindakan yang dilaksanakan peneliti
dalam proses pembelajaran menentukan KPK dan FPB pada siklus II ini sesuai
dengan tindakan dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan yang
dilaksanakan peneliti secara garis besar adalah melaksanakan proses
pembelajaran dengan metode tanya jawab. Tindakan ini meliputi tiga tahap, yaitu
apersepsi, inti pembelajaran, dan penutup.
(1)
Pertama,
tahap apersepsi
Tahap ini digunakan sebagai awal
pembelajaran Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti proses
pembelajaran. Guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai langkah-langkah
dan tujuan pembelajaran. Kemudian siswa diberi bimbingan dan arahan agar dalam
pelaksanaan kegiatan anak-anak mengikuti dengan baik sehingga diperoleh hasil
yang maksimal dan memuaskan.
(2)
Kedua,
tahap inti pembelajaran
Kegiatan pembelajaran siklus II ini
dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
·
Guru
bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang pernah dipelajari siswa, yang
ada kaitannya dengan materi yang akan diberikan dan memotivasi siswa sebagai
langkah awal dalam pembelajaran.
·
Guru
menjelaskan materi pokok perbaikan.
·
Membuktikan
hasil menentukan KPK dan FPB.
·
Bertanya
jawab dari hasil pembuktian menentukan KPK dan FPB.
·
Menjelaskan
cara mengerjakan soal-soal latihan pada lembar kerja.
·
Siswa
mengerjakan soal-soal latihan yang ada pada lembar kerja.
·
Membahas
soal-soal yang dikerjakan siswa dari lembar kerja.
·
Memberikan
evaluasi.
·
Memberikan
tugas untuk dikerjakan di rumah tahap selanjutnya.
·
Guru
merefleksi pembelajaran tersebut.
(3)
Pada
tahap terakhir yaitu penutup
Pada tahap ini meliputi beberapa bagian, antar lain :
·
Guru
dan siswa mendiskusikan manfaat dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
·
Guru
bertanggung jawab kepada siswa tentang kesulitan menentukan KPK dan FPB.
·
Guru
dan siswa mengadakan refleksi sebagai bahan evaluasi.
Pada proses perbaikan pembelajaran
siklus II, dapat berlangsung dengan baik. Pada akhir pembelajaran peneliti
mengadakan evaluasi berupa tes formatif untuk mengetahui tingkat keberhasilan
peserta didik. Hasil siklus II disajikan pada tabel berikut.
Tabel
5
Nilai
Hasil Tes Formatif Siklus II
No
|
Statistik
|
Setelah
Perbaikan (Siklus II)
|
1.
|
Nilai
terndah
|
50
|
2.
|
Nilai
tertinggi
|
100
|
3.
|
Jumlah
nilai
|
1880
|
4.
|
Rata-rata
|
72,30
|
5.
|
Banyak
peserta didik dengan nilai <58
|
24
|
6.
|
Banyak
peserta didik dengan nilai ≥58
|
2
|
7.
|
Ketuntasan
klasikal
|
92,30
|
8
|
Kriteria
Ketuntasan Minimal
|
58
|
Dari hasil perbaikan pembelajaran siklus II nilai rat-rata
meningkat menjadi porsentase ketuntasan 92,30% dengan nilai terendah 50 dan
tertinggi 100. Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan pada tabel berikut.
Tabel
6
Tabulasi
Frekuensi Nilai Hasil Tes Formatif Siklus II
Rentang
Nilai
|
Jumlah
Peserta Didik
|
45-54
|
2
|
60-69
|
8
|
70-79
|
11
|
80-100
|
5
|
Hasil tes formatif dari 26 peserta didik yang mendapat
nilai 45-59 sebanyak 2 orang, 60-69 sebanyak 8 orang, 70-79 sebanyak 11 orang,
80-100 sebanyak 5 orang.
Untuk lebih jelasnya hasil tes formatif perbaikan siklus II
dapat disajikan dalam diagram berikut.
3)
Pengamatan
Pada siklus II ini selama proses
pembelajaran berlangsung, siswa tetap diamati. Pengamatan dilakukan untuk
peningkatan hasil tes dan perilaku siswa. Pengamatan ini adalah mengamati
kegiatan dan tingkah laku siswa selama penelitian berlangsung. Dalam melakukan
pengamatan peneliti dibantu oleh teman sejawat seperti siklus I. sasaran yang
diamati meliputi perubahan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran, yang
berupa jurnal guru, dan hasil wawancara yang dilakukan setelah pembelajaran
selesai. Pengamatan ini sesuai pedoman Pengamatan, dokumentasi foto, jurnal
guru, dan wawancara pada siklus I.
4)
Refleksi
Refleksi pada siklus II merupakan
koreksi dan perenungan akhir dalam penelitian ini. Semua kendala atau kelemahan
tentang pembelajaran menentukan KPK dan FPB melalui metode Tanya jawab
ditemukan mulai dari awal sampai dengan hasil akhir pada siklus I akan di atasi
pada siklus II. Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan teknik
pembelajaran menentukan KPK dan FPB, untuk melihat peningkatan kemampuan
menentukan KPK dan FPB dan mengetahui perubahan perilaku siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II guru
telah berhasil memotivasi siswa, hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam
menyeleseikan soal yang berkaitan dengan KPK dan FPB dengan tepat.
B.
Pembahasan
Setelah menguraikan data hasil penelitian ini, selanjutnya
peneliti membahasnya, dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam
memenuhi setiap tuntutan pembelajaran, yang diupayakan melalui penggunaan
metode tanya jawab yang diformulasikan dengan metode pemberian tugas secara
individual. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan diperoleh gambaran,
seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel
7
Peningkatan
Hasil Tes Formatif Sebelum Perbaikan, Siklus I, dan Siklus II
No
|
Uraian
|
Pra siklus
|
Siklus I
|
Siklus II
|
|||
Jumlah peserta didik
|
%
|
Jumlah peserta didik
|
%
|
Jumlah peserta didik
|
%
|
||
1
|
Tuntas
|
14
|
53,84
|
19
|
73,07
|
24
|
92,30
|
2
|
Belum tuntas
|
12
|
46,15
|
7
|
26,92
|
2
|
7,69
|
Apabila hal itu dituangkan dalam bentuk grafik akan lebih
jelas lagi taraf peningkatannya. Adapun grafik dimaksud, sebagai berikut.
Dengan
melihat adanya peningkatan dari sebelum dan sesudah siklus I dan siklus II, hal
ini menunjukkan upaya yang dilakukan berhasil mengatasi masalah yang dihadapi
siswa. Artinya, penggunaan metode tanya jawab yang diformulasikan dengan metode
pemberian tugas secara individual merupakan suatu upaya yang tepat.
Peningkatannya itu terbukti dari hasil tes formatif siklus II dengan rata-rata
nilai 72,30 dengan ketuntasan klasikal 92,30%. Dengan tercapainya tingkat
pembelajaran siklus II adalah keberhasilan mencapai ketuntasan belajar.
H.
Simpulan dan Saran
a. Simpulan
Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebelum diadakan
perbaikan pembelajaran, kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukajaya,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam memenuhi tuntutan pembelajaran
diketahui masih rendah. Hal ini ditunjukan melalui hasil tes formatif dari 26
peserta didik yang mendapat nilai 58 keatas sebanyak 14 peserta didik,
sedangkan sisanya memperoleh nilai kurang dari 58.Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran
siklus I,kemampuan siswa meningkat, yakni dari 14 peserta didik yang mendapat
nilai di atas 58, menjadi sebanyak 19 peserta didik atau 73,07% dengan nilai
rata-rata 62,69. Terlebih dengan peningkatan setelah dilakukan siklus II,
kemampuan peserta didik meningkat dari 19 peserta didik yang mendapat nilai
diatas 58, menjadi sebanyak 24peserta didik atau 92,30% dengan nilai rata-rata
72,30.
b. Saran
Berdasarkan simpulan
tersebut ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran, adalah sebagai berikut.
1. Disarankan kepada siswa agar terus
berlatih dalam menentukan KPK dan FPB mengingat pentingnya peranan matematika
dalam kehidupan manusia. Dengan rajin berlatih maka siapapun bisa meningkatkan
dalam menentukan KPK dan FPB. Ingat motto: “Bisa karena biasa”.
2. Disarankan pula kepada sejawat guru
yang lain agar terus berusaha meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya
dalam melaksanakan pembelajaran. Dan manakala menghadapi masalah yang serupa
dengan yang ada dalam penelitian ini, kiranya bisa dicoba mengatasinya dengan
cara menerapkan metode tanya jawab. Karena metode ini telah terbukti bisa
meningkatkan aktivitas belajar, kemampuan dalam menentukan KPK dan FPB, dan
prestasi belajar siswa dalam menentukan KPK dan FPB. Selain itu juga karena
metode tanya jawab memiliki banyak kelebihan sebagai metode pembelajaran.
3. Disarankan kepada Kepala Sekolah
supaya memotivasi guru untuk selalu kreatif dalam pembelajaran dengan memilih
metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak dan up to date
sehingga pembelajaran dapat lebih menarik dan anak tertantang untuk mengikuti
serta secara tidak langsung hasil belajar anak didik meningkat secara
signifikan.
I. Daftar
Rujukan
Andayani ,dkk (2009). Pemantapan
Kemampuan Profesional. Jakarta. Universitas Terbuka.
E.C Wragg. (1997) Ketrampilan
mengajar di Sekolah Dasar, diterjemahkan/disadur oleh: Anwar Jasin, Penerbit PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2116351-kelebihan-dan-kekurangan-metode-tanya/#ixzz1VvZlXcfb. Diakses 24 Agustus 2011.
Herdian. (2010). Kemampuan Pemahaman Matematika. Sumber: http://herdy07.wordpress.com/?s=kemampuan+pemahaman+matematis. Diakses 24 Agustus 2011
Herdian. (2010). Kemampuan Pemahaman Matematika. Sumber: http://herdy07.wordpress.com/?s=kemampuan+pemahaman+matematis. Diakses 24 Agustus 2011
Heruman (2007). Model Pembelajaran Matematika
di SD. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Kunandar (2008). Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Bandung. Rajawali
Press
Muhsetyo, Gatot dkk (2010).
Pembelajaran Matematika SD. Jakarta. Universitas Terbuka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa (1990), Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Rahadian. (2009). FPB (Faktor
Persekutuan Terbesar). Sumber: http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-matematika/matematika-fpb-faktor-persekutuan-terbesar/. diakses pada tanggal 27 Agustus 2011.
Rahadian. (2009). KPK (Kelipatan
Persekutuan Terkecil). Sumber: http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-matematika/matematika-kpk-kelipatan-persekutuan-terkecil/. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2011.
Suciati (2005). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta, Universitas Terbuka.
Susilo, Joko (2008). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.