A.
Judul
Peningkatan
Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa dalam KBM Matematika Melalui Model
Pembelajaran Think, Write, and Talk
B.
Penulis
Nama : Tika Kartika, S.Pd.SD.
Tempat Tugas : SD Negeri 2 Sukajaya, Kec. Cimerak, Kab. Ciamis
C.
Abstrak
Penelitian yang berfokus pada upaya guru
meningkatkan kreativitas siswa dalam KBM Matematika melalui model pembelajaran think, write, and talk. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa yang
sebelumnya diketahui kurang memenuhi harapan pembelajaran. Penelitian ini
dilakukan terhadap siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak, Kecamatan Cimerak,
Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2012/2013,
yang berjumlah 12 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2008.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian tindakan yang
alurnya, yaitu membuat perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan dalam
pembelajaran, mengobservasi tindakan, dan merefleksi tindakan. Hasil refleksi
tersebut digunakan untuk mengambil keputusan. Adapun data penelitian berupa
catatan lapangan, catatan hasil pengamatan, dokumentasi perencanaan, dan hasil
menulis. Instrumen pengumpulannya adalah pedoman observasi, catatan lapangan,
dan dokumentasi. Analisis data dengan teknik kualitatif model mengalir,
meliputi tahap reduksi data, pemaparan data, verifikasi, dan penyimpulan data.
Untuk menguji keabsahan data dilakukan pengecekatan ulang (triangulasi) dengan kolabolator dan siswa. Setelah menyelesaikan penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut. Model pembelajaran konstruktivisme tipe think, write, and talk dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas V SD
Negeri 2 Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam KBM
Matematika.Hal ini terbukti dengan adanya perubahan aktivitas siswa, baik dalam
bertanya maupun menjawab, dan antarsiswa terjalin saling belajar.
D.
Kata
Kunci:
KBM Matematika, Kreativitas
Siswa, dan Model Pembelajaran Think,
Write, and Talk
E.
Pendahuluan
a.
Latar Belakang Masalah
Saat ini
pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang pesat. Manusia dengan
segala persoalan dan kegiatannya secara dinamis dituntut untuk mampu
beradaptasi dan memecahkannya. Tentunya dalam memecahkan segala persoalan
dibutuhkan kecerdasan, kreativitas, dan kearifan agar dalam menyelesaikan
masalah tidak menimbulkan masalah yang lebih sulit.
Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentu tidak
terlepas dari dunia pendidikan. Karena, pendidikan merupakan salah satu wahana
sekaligus wadah untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan mandiri. Oleh
karena itu, pendidikan juga dituntut memiliki kualitas yang baik.
Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus
tetap diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi dan
belajar, daya kreativitasnya akan semakin meningkat, semakin positif sikapnya,
semakin bertambah jenis pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, dan semakin
mantap pemahamannya terhadap materi yang dipelajari.
Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan secara
nasional, telah dilakukan pengkajian ulang terhadap kurikulum. Sehingga terjadi
penyempurnaan kurikulum dari waktu ke waktu. Salah satunya dengan KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yang proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi dalam
berbagai mata pelajaran, termasuk di dalamnya matematika.
Salah satu dari materi ajar matematika yang harus dipelajari
dan dikuasai oleh siswa kelas V SD, adalah kompetensi dasar kemampuan
menggunakan sifat komutatif, asosiatif, dan distributif. Tuntutan kurikulum ini harus dapat dilaksanakan dalam
pembelajaran matematika, sehingga perlu diterapkan dengan inovasi pembelajaran
yang dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa, mau berlama-lama belajar,
dan tidak membosankan, sehingga pembelajaran yang berlangsung lebih
menyenangkan.
Rendahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran
dapat mengakibatkan proses belajar menjadi kurang optimal, sehingga materi yang
disajikan menjadi tidak tuntas.
Kondisi siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis berjumlah 12 orang siswa yang relativeheterogen, baik dari segi
ekonomi, kemampuan akademik, kreativitas maupun sarana yang dimiliki.
Berdasarkan segi pemilikan buku wajib yang dimiliki siswa cukup kecil, yaitu
dari 12 orang
siswa yang memiliki buku wajib hanya 3 orang siswa atau sebesar 25 %. Berdasarkan hal ini terlihat bahwa kemampuan siswa
untuk belajar membaca cukup rendah. Dalam segi kreativitas, dari 12 orang siswa yang mampu mengembangkan imajinasinya hanya 5 orang siswa atau sebesar 41,66%.
Kemampuan untuk menjawab pertanyaan dari 12 orang siswa hanya 5 orang siswa saja yang mampu atau sebesar 41,66%. Sedangkan kemampuan siswa untuk mengungkapkan dengan
lisan sangat rendah, yaitu baru 3 orang siswa dari 12 orang siswa atau sebesar 25%.
Berdasarkan data-data di atas dapat dijadikan suatu landasan untuk dilaksanakan penelitian
tindakan kelas. Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan inovasi pembelajaran menggunakan model Think, Write, and Talk.
Sifat komutatif, asosiatif, dan distributif merupakan basic skill yang penguasaannya sangat
diperlukan untuk bekal meniti kehidupan di masyarakat. Hamper setiap saat pada
kehidupan sehari-hari, siswa dihadapkan pada persoalan yang berkaitan dengan sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif. Pada umumnya, khususnya di kelas V SD
Negeri 2 Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, konsep ini belum
sepenuhnya dikuasai, sehingga menghambat penguasaan konsep matematika
selanjutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil ulangan harian
selama tengah semester 1 pada tahun pelajaran 2012/2013, hasil belajar
matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis, kurang memuaskan. Tujuh puluh lima persen (75%) nilai ulangan harian
tentang sifat komutatif, asosiatif, dan distributif mereka masih kurang dari 6.
Peneliti merasa prihatin, sebab jika dibiarkan, masalah ini akan berkelanjutan
pada konsep lain yang menggunakan dasar sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif, misalnya pada kompetensi dasar sifat komutatif, asosiatif, dan distributif.
Akibat keterbatasan kemampuan siswa dalam memahami materi
ajar ini, mereka membutuhkan media dan strategi pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan. Sehingga, pemahaman mereka menjadi lebih mudah. Varian kemampuan
masing-masing siswa yang berbeda membutuhkan layanan secara individu sehingga
dsapat berkembang secara optimal. Pemahaman yang lambat memerlukan tahapan
bahan pelajaran yang detail dan latihan yang berulang-ulang, sedangkan
keterampilan sosial dan penanaman budi pekerti memerlukan kegiatan bersama
dengan teman.
Berdasarkan hal-hal di atas, penulis berupaya menemukan
solusi pemecahan masalah melalui penelitian tindakan kelas. Dalam hal ini
penelitian tindakan kelas perlu dilakukan untuk menyempurnakan atau
meningkatkan proses dan praktis pembelajaran, terutama dalam hal menanggulangi
permasalahan belajar. Melalui penelitian, tindakan permasalahan yang ada dapat
dikaji, ditingkatkan, dan dituntaskan secara berkesinambungan, sehingga proses
pendidikan dan oembelajaran yang inovatif dan ketercapaian tujuan pendidikan,
khususnya penguasaan sifat komutatif, asosiatif, dan distributif dapat
diaktualisasikan secara sistematis.
b.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat
diidentifikasi adanya masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.
1. Rendahnya minat belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam
pembelajaran matematika.
2. Rendahnya kreativitas siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam
pembelajaran matematika.
3. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD
Negeri 2 Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran matematika.
4. Kurangnya sarana yang dimiliki siswa kelas V SD Negeri 2
Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran matematika.
5. Rendahnya kemampuan siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis untuk menjawab pertanyaan.
6. Rendahnya kemampuan siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis untuk bertanya.
c.
Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal di atas, pokok masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai berikut.
1. Bagaimana meningkatkan kreativitas belajar siswa kelas V SD
Negeri 2 Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran matematika tentang sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif melalui model pembelajaran Think, Write, and Talk?
2. Bagaimana meningkatkan minat belajar siswa kelas V SD
Negeri 2 Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran
matematika tentang sifat komutatif, asosiatif, dan distributif melalui model
pembelajaran Think, Write, and Talk?
d.
Cara Pemecahan Masalah
Dalam upaya memecahkan permasalahan tentang rendahnya
kreativitas dan minat belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam
pembelajaran matematika khususnya tentang sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif, proses pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan
konstruktivisme dengan model Think,
Write, and Talk.
e.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa kelas V SD
Negeri 2 Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran matematika tentang sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif melalui penggunaan
model pembelajaran Think, Write, and
Talk.
2. Untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas V SD Negeri
2 Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis
dalam pembelajaran matematika tentang sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif melalui penggunaan model pembelajaran Think, Write, and
Talk.
f.
Manfaat
Penelitian
Bagi siswa akan diperoleh manfaat sebagai berikut.
1. Meningkatkan kreativitas dan minat belajar siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran matematika, khususnya tentang sifat komutatif,
asosiatif, dan distributif.
2. Meningkatkan kompetensi antarkelompok.
3. Meningkatkan keterampilan berbicara dalam kelompok.
4. Meninggkatkan keterampilan bertanya dan menjawab.
Bagi
guru akan memperoleh manfaat sebagai berikut.
1. Guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk
melakukan upaya inovatif sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan
teknik pembelajaran serta bahan ajaran yang digunakan.
g.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk meningkatkan
kreativitas belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak, Kecamatan Cimerak,
Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran
matematika tentang sifat komutatif, asosiatif, dan distributifmelalui penggunaan
model pembelajaran Think, Write, and
Talk.
2.
Untuk meningkatkan minat
belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis dalam pembelajaran matematika
tentang sifat komutatif, asosiatif, dan distributif melalui penggunaan
model pembelajaran Think, Write, and
Talk.
h.
Kajian Teori
1.
Kreativitas dan Ciri-cirinya
Menurut Semiawan dkk., (1987)
kreativitas sebagai proses merupakan hal yang lebihesensial dan perlu ditanamkan pada individu sejak dini
dengan cara menyibukkan diri secara kreatif. Definisi lain mengenai kreativitas
diungkapkan oleh Amien (1980), yang mengatakan bahwa kreativitas merupakan pola
pikir atau ide yang spontan atau imajinatif yang mencirikan hasil artistik,
penemuan-penemuan ilmiah, dan penciptaan-penciptaan secara mekanik. Lebih lanjut,
dijelaskan bahwa kreativitas meliputi hasil sesuatu yang baru atau sama sekali
baru bagi dunia ilmiah atau relatif baru bagi individunya.
Berdasarkan paparan mengenai
beberapa definisi kreativitas di atas, dapat dilihat bahwa kreativitas
mengandung arti yang luas dan mempunyai tahapan yang diawali dengan suatu
pemikiran atau ide kreatif, kemudian melakukan kegiatan kreatif, sehingga
tercipta hasil yang kreatif. Namun demikian, pada intinya terdapat persamaan
antara definisi yang satu dengan yang lain, yaitu kreativitas merupakan
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru atau relatif baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah
ada sebelumnya.
Ciri-ciri atau karakteristik
kreativitas pada umumnya dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk menentukan
kemampuan kreatif dari seseorang menurut Guilford (dalam Kuncoro, 1992).
Ciri-ciri kreativitas seseorang dapat dilihat dari aspek berpikir, dan aspek
dorongan atau motivasi. Aspek berpikir kreatif ditunjukkan oleh sifat-sifat
kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), keaslian (originality), dan penguraian (elaboration). Aspek dorongan atau
motivasi ditunjukkan oleh sifat-sifat karakter, seperti sikap, percaya diri,
tidak konversional, dan aspirasi keindahan.
2. Pembelajaran Think, Write, and Talk
Think, Write, and Talk merupakan salah
satu model pembelajaran kooperatif yang memiliki empat langkah penting dalam
pelaksanaannya. Keempat langkah penting itu, sebagai berikut.
1.
Langkah 1 – berpikir (thinking). Siswa diberi kesempatan untuk
memikirkan materi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru
berupa lembar kerja dan dilakukan secara individu.
2.
Langkah 2 – menulis (writing). Pada tahap ini siswa diminta
untuk menulis dengan bahasa dan pemikiran sendiri hasil dari belajar dan
diskusi kelompok yang diperolehnya.
3.
Langkah 3 – berdiskusi (talking). Setelah diorganisasikan dalam
kelompok, siswa diarahkan untuk terlibat secara aktif dalam berdiskusi kelompok
mengenai lembar kerja yang telah disediakan, interaksi pada tahap ini
diharapkan siswa dapat saling berbagi jawaban dan pendapat dengan anggota
kelompok masing-masing.
4.
Hasil tulisan siswa
dipamerkan untuk ditunjukkan di hadapan kawan-kawan sekaligus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi hasil kerja kelompok lain.
Berdasarkan landasan teori di atas,
penulis mencoba melakukan inovasi pembelajaran Think, Write, and Talk. Model pembelajaran ini banyak melibatkan
siswa untuk berpikir kritis, berkreasi, dan bertukar informasi serta akan
terjadi kompetensi yang dinamis dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah
model pembelajaran ini adalah sebagai berikut. Think, pada saat ini siswa dirangsang untuk berpikir bersama
kelompoknya untuk dapat menemukan ide-ide pokok atau konsep-konsep penting. Write, masing-masing kelompok harus
menuliskan kembali hasil temuannya pada kertas pleno untuk dipamerkan pada
kelompok lain. Talk, pada tahap ini
masing-masing kelompok diberi kesempatan 4 siswa berkunjung untuk melihat hasil
kerja kelompok lain untuk bertanya dan melihat kekurangan masing-masing, 2
orang siswa tetap menunggu hasil kerjanya yang mempunyai kewajiban untuk
menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Pada akhir kegiatan, guru membantu
siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran. Penulis mempunyai
estimasi bahwa dengan inovasi model seperti ini, siswa akan lebih kreatif dan
menyenangkan yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.
F.
Metodologi
Penelitian
a.
Setting dan Subjek
Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di kelas V SD
Negeri 2 Cimerak, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, semester 1 tahun
pelajaran 2012/2013, dengan kompetensi dasar sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
V yang berjumlah 12 orang
siswa yang karakteristiknya dalam pembelajaran matematika dengan materi ajar sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif, baik kreativitas dan minat
belajarnya maupun hasil belajarnya masih
rendah.
b.
MetodePenelitian
Proses pemecahan masalah dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan secara
kolaboratif. Dalam rangka itu, terdapat empat tahapan penting di setiap
siklusnya, yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)
refleksi. Siklus yang ditempuh sebanyak tiga siklus. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh hasil yang optimal.
c.
Teknik
Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan melalui
beberapa teknik, dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Data hasil belajar dikumpulkan dengan cara melakukan tes
kepada siswa setelah selesai tindakan.
2. Data pelaksanaan pembelajaran diperoleh melalui hasil
pengamatan kolabolator selama selama pelaksanaan tindakan tiap siklus dengan
menggunakan instrumen observasi kegiatan guru dan siswa pada saat KBM.
3. Data refleksi guru dan siswa diperoleh melalui pemberian
angket kepada siswa dan guru setelah selesai tiap siklus.
d.
Teknik
Analisis Data
Data
yang dianalisis meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Perubahan yang terjadi pada siswa saat pembelajaran
maupun sesudah pembelajaran. Analisis yang digunakan adalah deskripsi,
memaparkan data hasil pengamatan, dan hasil angket siswa pada setiap akhir
siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus.
2. Peningkatan hasil belajar tiap siklus. Untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar digunakan analisis kuantitatif dengan rumus sebagai
berikut.
P = Posrate – Baserate x 100%
Baserate
|
Keterangan:
P
: persentase peningkatan
Posrate :
nilai sesudah diberikan tindakan
Baserate :
nilai sebelum tindakan
Berdasarkan
hasil pengamatan, angket, dan tes akhir siklus apabila masih dirasakan gagal,
peneliti mencari dugaan penyebab kekurangan dan sekaligus mencari alternatif
solusi untuk dirancang pada tindakan berikutnya. Tolok ukur refleksi penelitian
tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1) Adanya peningkatan kreativitas secara
signifikan pada setiap siklus yang terlihat pada
antusias, aktivitas, dan rasa senang siswa dalam pembelajaran matematika dengan
kompetensi dasar melakukan sifat komutatif, asosiatif, dan distributif.
2) Adanya peningkatan nilai ulangan yang signifikan pada
setiap siklus.
G. Hasil Penelitian dan
Pembahasan
a.
Siklus I
Dalam perencanaan tindakan kelas ini, peneliti telah
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi dasar sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif, mengembangkan instrumen untuk pengamatan
guru, siswa pada kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan
belajar mengajar, memberikan tugas siswa untuk belajar di rumah, menyiapkan
media pembelajaran berupa kertas pleno, spidol 6 set, isolasi, membagi kelas
menjadi 6
kelompok yang terdiri atas 2 orang siswa yang heterogen sesuai dengan data yang ada
pada peneliti, dan mengembangkan skenario pembelajaran think, write, and talk.
Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan pada
tahap ini, guru melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan
siswa untuk memasuki kompetensi dasar sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan yang akan dicapai,
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, guru mengarahkan agar siswa berkumpul
sesuai dengan daftar kelompok, guru membagikan media pembelajaran, berupa:
kertas plano; spidol; isolasi pada tiap-tiap kelompok belajar, dan
masing-masing kelompok diberi permasalahan yang harus dipelajari dan
didiskusikan. Siswa diberi kesempatan mencari sumber belajar dan berdiskusi
selama 20 menit dan 10 menit kemudian masing-mesing kelompok harus menulis
hasil diskusi kelompok pada kertas pleno untuk dipamerkan pada kelompok yang
lain dengan menempel hasil diskusi yang sudah jadi di dekat kelompok. Satu
orang siswa dari masing-masing kelompok bertanggung jawab menjaga hasil karyanya dan empat
anggota lainnya diberi kesempatan berkunjung pada kelompok lain sambil bertanya
dan melihat kekurangan pada kelompok lain selama 15 menit. Pada saat siswa berkunjung,
antarkelompok peneliti berkeliling sambil melihat hasil kerja siswa yang
dipamerkan untuk diperiksa kebenaran konsep yang ditulis, sekaligus melihat
interaksi antarkelompok dan aktivitas siswa.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan presentasi
selama 5 menit sekaligus menjawab pertanyaan kelompok lain bila ada.
Selanjutnya, dilakukan diskusi kelas untuk menuliskan kesimpulan di akhir
kegiatan yang sekaligus menentukan kelompok yang terbaik menurut pengamatan
siswa dengan memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai hasil kerja kelompok.
Peneliti memberikan tepuk tangan bersama siswa pada kelompok terbaik.
Pada saat yang sama, kolabolator melakukan pengamatan
dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan, yang meliputi: pengamatan
kegiatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar, dan angket siswa
setelah kegiatan berakhir. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah
sebagai berikut. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
keaktifan siswa dalam diskusi, kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi,
kelancaran dalam menjawab pertanyaan kelompok lain, mendapat hasil diskusi,
mendapatkan nilai kriteria cukup dengan rentangan nilai 60-70 yang mencapai
50%. Kelancaran mengemukakan ide atau pendapat, ketelitian menghimpun hasil
diskusi , keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai
kurang dengan rentang nilai >60 yang mencapai 33,3%
dan siswa yang dapat menyelesaikan tugas hanya 50%, kelancaran pada saat
prsentasi hanya 50%, dan sedikit sekali yang dapat mengemukakan pertanyaan hanya 33,3%.
Hasil angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar
terdapat 90% siswa merasa senang, 40% merasa kesulitan belajar, 50% siswa ada
yang keberanian mengemukakan pendapat, 90% mendorong siswa lebih kreatif,
presentasi belajar siswa pada siklus I, mendapat nilai rata-rata kelas 72,00
dan masih terdapat 30,23% siswa yang nilainya di bawah standar KKM mata
pelajaran matematika yang telah ditentukan sekolah.
Melihat dari hasil pengamatan pada siklus I, antusias,
keaktifan, kemampuan menghimpun data, kelancaran mengemukakan pendapat masih
cukup dan kelancaran mengemukakan ide atau pendapat ketelitian menghimpun hasil
diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai
kurang dengan rentang nilai >60, ini menunjukkan siswa masih kesulitan dan
belum siap karena baru mengenal model pembelajaran think, write, and talk. Di
sisi lain, siswa merasa senang dan terdorong untuk lebih kreatif walaupun
terdapat 40% yang masih kesulitan memahami materi dan 50% kurang berani
berpendapat. Dengan demikian, pada siklus I perlu adanya motivasi yang dapat
mendorong siswa lebih berkompetensi dengan memberikan hadiah bolpoin pada semua anggota kelompok
terbaik, menyediakan sumber belajar berupa foto copy materi, dan meminjami buku
ajar. Berdasarkan siklus I didapat nilai prestasi siswa dengan rata-rata 72,00
yang berarti ada kenaikan 10,18% dari sebelum tindakan. Hal ini yang mendorong
dilanjutkan pada siklus II.
b.
Siklus II
Dalam perencanaan tindakan kelas ini, peneliti telah
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi pada dasar sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif, mengembangkan instrumen untuk pengamatan
guru, siswa pada kegiatan belajar mengajar dan angket siswa setelah kegiatan
belajar mengajar, memberikan tugas siswa untuk belajar di rumah, menyiapkan
sumber belajar berupa buku-buku penunjang, membagi kelas menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 2 orang siswa yang heterogen sesuai dengan data yang ada pada
peneliti, dan mengembangkan skenario pembelajaran think, write, and talk.
Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan pada
tahap ini, guru melakukan apersepsi untuk memberikan motivasi dan mengarahkan
siswa untuk memasuki kompetensi dasar sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif yang akan dipelajari,
menjelaskan tujuan yang akan dicapai, menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran, guru mengarahkan agar siswa berkumpul sesuai dengan daftar
kelompok, guru membagikan media pembelajaran, berupa: kertas pleno; spidol;
isolasi pada tiap-tiap kelompok belajar, dan masing-masing kelompok diberi
permasalahan yang harus dipelajari dan didiskusikan. Siswa diberi kesempatan
mencari sumber belajar dan berdiskusi selama 20 menit. Kemudian masing-masing
kelompok dalam 10 menit harus menulis hasil diskusi kelompok pada kertas pleno
untuk dipamerkan pada kelompok yang lain dengan menempel hasil diskusi yang
sudah jadi di dekat kelompok. Satu orang siswa dari masing-masing kelompok
bertanggung jawab menjaga hasil karyanya
dan empat anggota lainnya diberi kesempatan berkunjung pada kelompok lain
sambil bertanya dan melihat kekurangan pada kelompok lain selama 25 menit. Pada
saat siswa berkunjung, antar- kelompok peneliti berkeliling sambil melihat
hasil kerja siswa yang dipamerkan untuk diperiksa kebenaran konsep yang
ditulis, sekaligus melihat interaksi untuk diperiksa kebenaran konsep.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan presentasi
selama 5 menit sekaligus menjawab pertanyaan kelompok lain bila ada.
Selanjutnya, dilakukan diskusi kelas untuk menuliskan kesimpulan di akhir
kegiatan yang sekaligus menentukan kelompok yang terbaik menurut pengamatan
siswa dengan memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai hasil kerja
kelompok. Peneliti memberikan hadiah bolpoin
pada semua anggota kelompok terbaik.
Pada saat yang sama, kolabolator melakukan pengamatan
dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan, yang meliputi: pengamatan
kegiatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar mengajar, dan angket siswa
setelah kegiatan berakhir. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah
sebagai berikut. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
keaktifan siswa dalam diskusi, kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi,
kelancaran dalam menjawab pertanyaan kelompok lain, mendapat nilai kriteria
baik dengan rentang nilai 71-85 yang mencapai 80%. Kelancaran mengemukakan ide atau pendapat,
ketelitian menghimpun hasil diskusi , keaktifan bertanya, keaktifan mencari
sumber belajar, mendapat nilai baik dengan rentang nilai 71-85 yang
mencapai 60% dan siswa yang dapat menyelesaikan tugas
hanya 67%, kelancaran pada saat presentasi hanya 100%, dan siswa yang dapat mengemukakan pertanyaan hanya 70%.
Hasil angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar
terdapat 98% siswa merasa senang, 15% merasa kesulitan belajar, 70% siswa ada
yang keberanian mengemukakan pendapat, 95% mendorong siswa lebih kreatif,
presentasi belajar siswa pada siklus II, mendapat nilai rata-rata kelas 79,07.
Melihat dari hasil pengamatan pada siklus II, antusias,
keaktifan, kemampuan menghimpun data, kelancaran mengemukakan pendapat masih
cukup dan kelancaran mengemukakan ide atau pendapat ketelitian menghimpun hasil
diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar, mendapat nilai
kurang dengan rentang nilai 71-85, ini menunjukkan siswa masih kesulitan dan
belum siap karena baru mengenal model pembelajaran think, write, and talk. Di
sisi lain, siswa merasa senang dan terdorong untuk lebih kreatif walaupun
terdapat 30% yang masih kesulitan memahami materi dan 30% kurang berani
berpendapat. Dengan demikian, pada siklus III perlu adanya motivasi yang dapat
mendorong siswa lebih berkompetensi dengan memberikan hadiah bolpoin pada semua
anggota kelompok terbaik, menyediakan sumber belajar berupa foto copy materi,
dan meminjami buku ajar, menyiapkan lembar kegiatan. Berdasarkan siklus II
didapat nilai prestasi siswa dengan rata-rata 79,07 yang berarti ada kenaikan
9,82% dari siklus I. Hal ini yang mendorong dilanjutkan pada siklus III.
c. Siklus III
Dalam perencanaan
tindakan kelas ini, peneliti telah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
pada kompetensi sifat komutatif, asosiatif, dan distributif, mengembangkan
instrumen untuk pengamatan guru, siswa pada kegiatan belajar mengajar dan
angket siswa setelah kegiatan belajar mengajar, memberikan tugas siswa untuk
belajar di rumah, menyiapkan media pembelajaran berupa kertas pleno dan lembar
kegiatan siswa, membagi kelas menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 2 orang siswa yang heterogen sesuai dengan data yang ada
pada peneliti, dan mengembangkan skenario pembelajaran think, write, and talk.
Selanjutnya, ketika
peneliti melakukan tindakan pada tahap ini, guru melakukan apersepsi untuk
memberikan motivasi dan mengarahkan siswa untuk memasuki pada kompetensi dasar sifat
komutatif, asosiatif, dan distributif, menjelaskan tujuan yang akan dicapai,
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, guru mengarahkan agar siswa berkumpul
sesuai dengan daftar kelompok, guru membagikan media pembelajaran, berupa:
kertas plano; dan lembar kegiatan siswa pada tiap-tiap kelompok belajar, dan
masing-masing kelompok diberi permasalahan yang harus dipelajari dan
didiskusikan. Siswa diberi kesempatan mencari sumber belajar serta melakukan
diskusi selama 20 menit, dan 10 menit kemudian masing-masing kelompok harus
menulis hasil diskusi kelompok pada kertas pleno untuk dipamerkan pada kelompok
yang lain dengan menempel hasil diskusi yang sudah jadi di dekat kelompok. Dua
siswa dari masing-masing kelompok bertanggung
jawab menjaga hasil karyanya dan empat anggota lainnya diberi kesempatan
berkunjung pada kelompok lain sambil bertanya dan melihat kekurangan pada
kelompok lain selama 15 menit. Pada saat siswa berkunjung, antar kelompok ,
peneliti berkeliling sambil melihat hasil kerja siswa yang dipamerkan untuk
diperiksa kebenaran konsep yang ditulis, sekaligus melihat interaksi antar
kelompok dan aktivitas siswa.
Masing-masing kelompok
diberi kesempatan presentasi selama 5 menit sekaligus menjawab pertanyaan
kelompok lain bila ada. Selanjutnya, dilakukan diskusi kelas untuk menuliskan
kesimpulan di akhir kegiatan yang sekaligus menentukan kelompok yang terbaik
menurut pengamatan siswa dengan memberi kesempatan pada ketua kelompok menilai
hasil kerja kelompok. Peneliti memberikan tepuk tangan bersama siswa pada
kelompok terbaik.
Pada saat yang sama,
kolabolator melakukan pengamatan dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan,
yang meliputi: pengamatan kegiatan guru, siswa pada saat kegiatan belajar
mengajar, dan angket siswa setelah kegiatan berakhir. Hasil yang didapat dari
pengamatan ini adalah sebagai berikut. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar, keaktifan siswa dalam diskusi, kemampuan siswa dalam
menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya, keaktifan mencari sumber belajar,
mendapat nilai baik sekali dengan rentang nilai >85 yang mencapai 90%. Dengan ini, 100% siswa sudah dapat
menyelesaikan tugasnya, kelancaran pada saat presentasi hanya 90%.
Hasil angket siswa
setelah kegiatan belajar mengajar terdapat 100% siswa merasa senang, 13% merasa
kesulitan belajar, 92% siswa ada yang keberanian mengemukakan pendapat, 100%
mendorong siswa lebih kreatif, presentasi belajar siswa pada siklus III,
mendapat nilai rata-rata kelas 84,65.
Melihat dari hasil
pengamatan pada siklus III, antusias, keaktifan, kemampuan menghimpun data,
kelancaran mengemukakan pendapat masih cukup dan kelancaran mengemukakan ide
atau pendapat ketelitian menghimpun hasil diskusi, keaktifan bertanya,
keaktifan mencari sumber belajar, mendapatkan nilai baik sekali, ini
menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan yang signifikan melalui pembelajaran Think, Write, and Talk, 13% siswa yang masih kesulitan memahami materi dan
8% kurang berani berpendapat. Dengan demikian, pada siklus III kegiatan
dipandang sudah cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya,.
Berdasarkan siklus III didapat nilai presentasi siswa dengan rata-rata 84,65
yang berarti ada kenaikan 7,06% dari siklus II.
Untuk mengetahui lebih
jelas perubahan dari siklus ke siklusnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 1
Hasil Pengamatan
Kegiatan Siswa pada Saat KBM
No
|
Kegiatan/Aspek yang diamati
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Siklus III
|
1.
|
Antusias siswa dalam mengikuti KBM
|
Cukup
|
Baik Sekali
|
Baik Sekali
|
2.
|
Kelancaran mengemukakan ide dalam memecahkan masalah
|
Kurang
|
Baik
|
Baik Sekali
|
3.
|
Keaktifan siswa dalam diskusi
|
Cukup
|
Baik
|
Baik Sekali
|
4.
|
Kemampuan siswa dalam menghimpun hasil diskusi
|
Cukup
|
Baik Sekali
|
Baik Sekali
|
5.
|
Ketelitian dalan menghimpun hasil diskusi
|
Kurang
|
Baik
|
Baik
|
6.
|
Keaktifan dalam bertanya
|
Kurang
|
Baik
|
Baik
|
7.
|
Keaktifan siswa dalam mencari sumber belajar
|
Kurang
|
Baik
|
Baik Sekali
|
8.
|
Kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan
|
Cukup
|
Baik
|
Baik
|
Keterangan: Baik sekali : 86 – 100
Baik : 71 – 85
Cukup : 60 – 70
Kurang : >60
Hasil angket siswa yang diambil pada setiap siklus, disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Angket Siswa Setelah KBM
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Siklus I (%)
|
Siklus II (%)
|
Siklus III (%)
|
1.
|
Apakah pembelajaran Think,
Write, dan Talk menyenangkan?
|
Ya
|
90
|
93
|
100
|
Tidak
|
10
|
7
|
0
|
||
2.
|
Apakah dengan pembelajaran Think, Write, dan Talk membuat kamu mudah memahami pelajaran?
|
Ya
|
60
|
70
|
87
|
Tidak
|
40
|
30
|
13
|
||
3.
|
Apakah dengan pembelajaran Think, Write, dan Talk membuat kamu berani mengemukakan pendapat?
|
Ya
|
50
|
70
|
92
|
Tidak
|
50
|
30
|
8
|
||
4.
|
Apakah dengan pembelajaran Think, Write, dan Talk mendorong kamu lebih kreatif?
|
Ya
|
90
|
95
|
100
|
Tidak
|
10
|
5
|
0
|
||
5.
|
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran Think, Write, dan Talk?
|
Ya
|
30
|
15
|
0
|
Tidak
|
70
|
85
|
100
|
Grafik 1 Hasil Ulangan Sebelum dan
Tiap Akhir siklus

H.
Simpulan
dan Saran
a.
Simpulan
Setelah dilakukan
penelitian tindakan kelas yang hasilnya untuk kemudian dianalisis secara
deskriptif, akhirnya diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Inovasi pembelajaran
Think, Write, and Talk menjadikan siswa lebih kreatif dan aktif dalam
pembelajaran matematika tentang sifat komutatif, asosiatif, dan distributif.
2. Keterampilan menyampaikan pendapat kepada orang lain baik
lisan maupun tulisan perlu ada latihan.
3. Inovasi pembelajaran
Think, Write, and Talk meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.
b.
Saran
Berdasarkan simpulan hasil
penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut.
1. Inovasi pembelajaran yang memacu pembelajaran berbasis
siswa perlu dikembangkan guna meningkatkan kegiatan belajar mengajar
matematika.
2. Untuk mengembangkan sikap dan keterampilan dalam
bertanya, menjawab, menyampaikan pendapat kesan dan tulisan, memerlukan banyak
latihan.
3. Guru perlu melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi
sehingga terbentuk rasa percaya diri.
I.
Daftar
Pustaka
Amien, Moch. 1980. Peranan
Kreativitas dalam Pendidikan.Depdikbud: Analisis Kebudayaan Jakarta.
De Porter, B & Hernacki, M. 2003. Quantum
Learning. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Materi
Pelatihan Terintegrasi Matematika. Jakarta: Depdiknas.
Hermawan, Asep. 2008. Upaya
Peningkatan Mutu Pengelolaan Proses Belajar Mengajar Melalui Penerapan
MeaningfulLearningStrategy. Makalah :
Tidak dipublikasikan.
Kuncoro, S. A. 1992. Nilai-nilai
Keagamaan dan Mengembangkan Kreativitas Anak (Suatu Tantangan bagi Kehidupan
Modern) Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta: PPM IKIP Yogyakarta.
Mulyana, E. 2005. Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Meier, D. 2003. The Acceleratied
Learning. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Nur, Muhammad. 2005. Guru yang
Berhasil dan Pengajaran Langsung. Departemen Pendidikan Nasional.
Semiawan, C, Munandar,A. S. dan Munandar, S O U. 1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas
Siswa Sekolah Menengah. Jakarta:
Gramedia.
Sutusiah, 2006. Peningkatan
Minat Belajar dan Aktivitas Siswa Pokok Bahasan Keanekaragaman Hayati Kelas X
Melalui Pembelajaran Think, Write, and
Talk, Laporan PTK.